Pandemi Covid-19 Memukul Perusahaan Digital
Pandemi Covid-19 menghantam segala lini kehidupan di Indonesia. Tak terkecuali sektor ekonomi digital. Berdasarkan survei Katadata Insight Center (KIC), sebanyak 83,5 persen perusahaan digital terkena dampaknya. Sebagian besar mengalami impak negatif.
"Pandemi ini banyak memukul perusahaan-perusahaan digital,"ujar Direktur Riset KIC Mulya Amri saat memaparkan hasil survei bertajuk “Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pelaku Ekonomi Digital di Indonesia” pada Kamis (9/7).
Secara lebih detail, dari 83,5 persen yang terdampak, sebesar 51,7 persen mengalami efek buruk. Namun, ada 17,2 persen yang justru mengalami impak positif dan sebesar 2,6 persen berdampak sangat positif atau menguntungkan. Survei dilakukan pada Mei hingga Juni 2020 dengan melibatkan 139 responden.
“Dalam pandemi tidak 100 persen terkena dampak negatif. Ada juga yang bisa semakin baik,” kata Mulya.
Survei KIC menemukan, pariwisata terdampak paling parah dari sembilan sektor yang disurvei. Dari rentang skor minus 2 sampai 2, sektor tersebut mencatatkan skor minus 1,08 pada kondisi penilaian per Mei 2020. Padahal berdasarkan penilaian periode akhir 2019, sektor ini membukukan skor 1,25. Angka minus menunjukkan kondisi perusahaan memburuk.
Sektor lain yang kondisinya memburuk hingga mengalami skor minus ialah maritim dan ekosistem pendukung digitalisasi/marketplace. Adapun sektor pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, pertanian, logistik, dan sistem pembayaran mengalami penurunan performa. Namun, masih masuk dalam kategori skor positif dengan kondisi yang baik.
“Yang paling banyak turunnya memang sektor pariwisata,” ujar Mulya.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Semuel A. Pangerapan mengatakan, di tengah situasi pandemi saat ini perusahaan digital harus membuka mata untuk melihat peluang.
“Itu seharusnya yang bisa di address, kebutuhan riil yang dibutuhkan masyarakat,” katanya
Semuel menambahkan, pemerintah akan merangkul perusahaan-perusahaan digital yang terkena dampak. Kominfo akan memfasilitasi perusahaan yang hendak beradaptasi dengan situasi pandemi. Mereka bisa bergabung dalam program 1.000 Startup Digital.
Ia mengatakan, awalnya program tersebut khusus memberikan pelatihan bagi perusahaan rintisan (startup) digital untuk mengembangkan usahanya. Namun, dalam situasi seperti ini pemerintah bersikap fleksibel dengan melakukan modifikasi.
“Kita ada program 1.000 Startup Digital. Kita sekarang membuka diri bagi orang-orang yang ingin melakukan pivot (melakukan perubahan mendasar). Kalau bisa berkembang kita akan perkenalkan dengan venture capital,” tuturnya.
Anggota Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Nasional Ashwin Sasongko mengungkapkan, kemampuan beradaptasi memainkan peran penting untuk menjaga keberlangsungan sebuah startup. Bagaimana bisa melakukan tranformasi dari physical space (bentuk fisik) ke cyberspace (dunia maya).
“Startup harus tahu betul dan bisa menentukan kegiatan mana yang bisa didigitalisasikan,” katanya.