Pembobol Akun Twitter Obama dan Bill Gates Raup Bitcoin Rp 4,1 Miliar
Peretas akun Twitter milik sejumlah tokoh seperti Barack Obama hingga Bill Gates meraup bitcoin dari para korbannya hingga US$ 280 ribu atau sekitar Rp 4,1 miliar (kurs Rp 14.628). Pertukaran cryptocurrency, seperti Coinbase dan beberapa perusahaan sejenis, pun menghentikan aksi tersebut setelah alamat dompet peretas dimasukkan ke daftar hitam.
Coinbase, misalnya, menghentikan “transaksi” sekitar 1.100 pelanggannya yang mengirim bitcoin ke akun peretas tersebut. Dari jumlah itu, 14 pengguna di antaranya mengirim bitcoin senilai US$ 3.000 atau sekitar Rp 44 juta ke alamat peretas sebelum perusahaan memasukkannya ke daftar hitam.
“Kami memperhatikan terjadinya penipuan dan mulai memblokir transaksi dalam beberapa menit dari gelombang awal saat unggahan penipuan,” kata juru bicara Coinbase sebagaimana dikutip The Verge, Selasa (21/7).
Akun Twitter milik pertukaran cryptocurrency Binance dan Gemini juga ditargetkan selama serangan itu berlangsung. Kepala informasi Coinbase mengatakan kepada Forbes bahwa mereka mengetahui penipuan tidak lama setelah cuitan diunggah dari akun sesama bursa.
Dikutip dari BBC International, Selasa (22/7), Twitter masih menyelidiki serangan yang terjadi pada Rabu (15/7) lalu terhadap sekitar 130 akun yang 45 akun di antaranya untuk mengirim cuitan palsu mengenai bitcoin. Perusahaan juga mengatakan bahwa para peretas dapat mengunduh data akun milik delapan pengguna yang tidak diverifikasi.
Seperti diketahui, sejumlah akun Twitter milik pesohor dunia diretas. Pembobol berhasil masuk dan menyebarkan cuitan yang berisi penipuan dalam bentuk Bitcoin.
“Saya berjanji akan menggandakan semua pembayaran ke alamat Bitcoin saya dalam 30 menit. Anda mengirimkan US$ 1.000, saya kirimkan US$ 2.000,” tulis peretas pada akun Bill Gates, Rabu (15/7). Cuitan serupa juga ditemukan pada akun Barrack Obama, Kanye West, Kim Kardashian West, Warren Buffet, Jeff Bezos, dan Michael Bloomberg.
Tak lama berselang, Twitter melalui akun resminya mengatakan bahwa peretasan itu bertujuan menipu pengguna dengan modus rekayasa sosial atau social engineering. “Kami meyakini ini sebagai serangan rekayasa sosial yang terkoordinasi,” kata perusahaan melalui akun @TwitterSupport, Kamis (16/7).
Perusahaan menduga, para kriminal itu meretas akun karyawan sehingga bisa masuk ke sistem. Dengan begitu, mereka dapat mengatur ulang alamat email. Twitter langsung mengunci akun-akun yang diretas dan menghapus cuitan yang diunggah oleh peretas. Namun, sebagian besar akun dapat kembali mengunggah konten serupa.
Akun selebriti seperti Kanye West dan Kim Kardashian West juga diretas. Begitu juga dengan akun orang terkaya di dunia, CEO Amazon Jeff Bezos. Saat peretasan berlanjut, Twitter menonaktifkan akun terverifikasi untuk sementara. Hal ini untuk membatasi kemampuan peretas dalam mengunggah konten, mengatur ulang kata sandi, dan beberapa fungsi lainnya.
Penulis: Cindy Mutia Annur