Sambangi Setiap Supermarket, Cara Bos HappyFresh Bangun Usaha

Intan Nirmala Sari
24 April 2022, 15:50
Sambangi Setiap Supermarket, Cara Bos HappyFresh Bangun Usaha
Youtube

HappyFresh makin berkembang pesat. Lebih dari 300 supermarket menjadi rekanan. Layanannya merambah 14 kota di Indonesia, bahkan ke mancanegara di Malaysia dan Thailand. Total karyawannya melampaui 400 orang. Namun Fajar Budiprasetyo ingat benar bagaimana ia memeras tenaga dan pikiran saat awal menapaki bisnisnya sewindu lalu.

Perusahaan rintisan penyedia kebutuhan pokok secara online ini lahir pada 2014. Fajar dan timnya mesti turun ke lapangan untuk memperkenalkan bayi merah HappyFresh. Satu per satu pusat perbelanjaan atau supermarket mereka sambangi.

“Saat itu, 2014 online groceries belum ada. Kami datang ke sana menawarkan partnership online. Dengan sopan mereka menutup pintu,” kata Co-Founder yang juga Chief Technology Officer HappyFresh tersebut dalam program serial podcast Impactalk yang dirilis oleh Impactto belum lama ini.

Ada beberapa hal yang membuat supermarket masih enggan bergabung dengan HappyFresh. Pertama, mereka masih mempertanyakan siapa itu HappyFresh. Kedua, konsep bisnis grosir secara online masih cukup asing bagi beberapa supermarket kala itu.

Dia merasa dewi fortuna menghampirinya ketika berhasil meyakinkan satu jaringan supermarket besar, Ranch Market. “Dari sana mulai gampang meyakinkan yang lain, karena sudah ada contohnya,” ujar pria lulusan Ohio University, jurusan Computer Science 2001 itu.

Dan benar, keberuntungan ini berlanjut. Farmer’s Market bergabung sebagai mitra. Dan setelah itu ada nama-nama besar masuk dalam ekosistem stratup ini, seperti Lotte Mart, Hypermart, Hyfresh, Superindo, hingga Tip Top.

Mengandalkan networking, membuat Fajar merasa keberuntungan hingga kebetulan turut mendukungnya dalam membangun startup. “Kebetulan dan lucky penting banget, bagaimana cara kita men-set up kondisi agar lebih sering lucky,” ujarnya.

[Perbincangan lengkap program Impacttalk tersebut bisa dililhat pada link berikut ini]

Kini, kehadiran HappyFresh membantu banyak pihak, individu maupun korporat, memenuhi kebutuhan pokok secara daring, lebih-lebih di era pandemi. Menurut Fajar, selama pagebluk corona ini, 50 % orang mengalihkan belanja kebutuhannya ke online.

Layanan HappyFresh pun terus ditingkatkan. Februari lalu, misalnya, mereka meluncurkan supermarket online, yakni HappyFresh Supermarket. Lini bisnis itu menawarkan pengiriman dalam 30 menit atau dikenal dengan istilah quick commerce. “Di market ini, kami ingin orang melihat HappyFresh sebagai value for money, harga yang kompetitif,” ujar Fajar.

Prospek usaha yang menjanjikan ini yang membuat investor melirik stratup tersebut beberapa tahun terakhir. Pada 2021, misalnya, HappyFresh meraih pendanaan seri D senilai US$ 65 juta atau setara Rp 940 miliar. Tahun sebelumnya, dana US$ 20 juta terkumpul melalui putaran seri C.

Dalam membangun bisnis, Fajar juga memegang kuat petuah sang ayah yang mengatakan pentingnya untuk mencari kesempatan atau mencetak environment alias situasi. Hal itu agar faktor keberuntungan lebih kerap hadir, ketimbang faktor lainnya. Dia juga memaknai pesan itu dengan bekerja keras, sehingga peluang memperoleh keberuntungan bisa lebih besar.

Meskipun dipenuhi keberuntungan dan kebetulan, cerita Fajar dalam membangun startup bukanlah hal yang mudah. Berawal dari ide untuk membangun startup sejak 2004, Fajar pernah merasakan beberapa kali momentum jatuh bangun.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...