Startup UMKM Digital Majoo Disuntik BRI, Transaksi Tembus Rp14 Triliun
Startup software as a services (SaaS) Majoo memperoleh pendanaan putaran pertama seri A US$ 10 Juta atau sekitar Rp 149 Miliar. BRI Ventures, AC Ventures, Quona Capital dan unicorn Xendit berpartisipasi dalam investasi ini.
Namun, putaran pendanaan itu dipimpin oleh investor teknologi global yang dirahasiakan.
“Para investor, tidak hanya menyediakan pendanaan bagi Majoo untuk melanjutkan misi perusahaan, tetapi juga memberikan arahan dan dukungan strategi sehingga bisa memaksimalkan dan memperkuat posisi kam di Inidustri SaaS,” ujar pendiri sekaligus CEO Majoo Indonesia Adi Wahyu Rahadi dalam keterangan pers, Senin (15/8).
SaaS adalah penyedia perangkat lunak (software), termasuk fitur-fitur di dalamnya yang dikhususkan untuk pelanggan. sSebagai solusi end to end SaaS, Majoo menghadirkan beragam fungsi dalam satu aplikasi seperti kasir online, pencatatan stok, pengelolaan karyawan termasuk pencatatan absensi, komisi hingga penggajian yang diatur otomatis.
Adi mengatakan, dana segar itu akan digunakan untuk memperluas pasar di Indonesia. “Dengan menawarkan solusi komprehensif untuk UMKM dalam menjalankan operasional bisnis dan membantu menumbuhkan bisnis mereka,” katanya.
Selain itu, terus berinvestasi pada produk dan talenta digital. “Majoo juga akan mendorong akselerasi dari visi perusahaan untuk memperkuat posisi kami di pasar dengan memperkaya ekosistem lewat kerja sama dari berbagai sektor industri strategis, seperti jasa keuangan, e-commerce, dan layanan lainnya,” ujarnya.
Startup itu telah merangkul 35.000 di Indonesia per Juli. Sebanyak 96% di antaranya pengguna aktif dengan retensi 12 bulan.
Sejak peluncuran pada majoo mencatatkan akumulasi 166 juta transaksi untuk UMKM. Nilainya setara US$ 940 jatau sekitar Rp 14,3 triliun.
Bisnis Majoo tumbuh lebih dari 800% sejak pandemi corona.
Pendiri sekaligus Managing Partner AC Ventures Adrian Li menyampaikan, retensi 12 juta pelanggan Majoo lebih dari 80%. “Ini menunjukkan betapa berharganya platform Majoo bagi para pengguna,” kata dia.
Selain itu, menurutnya Majoo memiliki product-market fit yang jelas dan metrik pertumbuhan yang melonjak. “Ini membuat kami bangga menjadi investor institusi pertama mereka,” katanya.
Product Plan mendefinisikan product-market fit sebagai konsep atau skenario ketika para pelanggan suatu perusahaan mau membeli, menggunakan, dan menyebarkan informasi tentang suatu produk. Jika itu terjadi pada banyak pelanggan suatu bisnis, maka akan mampu mendukung pertumbuhan perusahaan dan meningkatkan keuntungan.
Partners Quona Capital Dan Bertoli mengatakan, Majoo mencatatkan pertumbuhan positif sejak perusahaan berinvestasi. “Kami yakin Majoo akan menjadi yang terdepan untuk layanan point of sales (POS) atau kasir online di Indonesia,” ujar dia.
CEO BRI Ventures Nicko Widjaja menambahkan, investasi ke startup itu sejalan dengan komitmen anak usaha BRI ini. “Untuk terus mendorong inklusi keuangan di Tanah Air di era digital,” ujarnya.