Valuasi Startup Jeblok, Investor Kakap Temasek dan SoftBank Merugi
Perusahaan investasi Temasek dan SoftBank mengalami kerugian besar-besaran tahun ini. Utamanya karena valuasi startup anjlok.
Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Singapura, Temasek mencatatkan kerugian bersih US$ 6 miliar selama kuartal I. Alasannya, tantangan ekonomi dan geopolitik global yang membebani kegiatan investasi.
Hal itu membuat valuasi startup yang disuntik turun. Selain itu, sejumlah faktor seperti inflasi, ketegangan geopolitik, dan perang Rusia – Ukraina membuat biaya modal naik, sehingga membebani aliran modal.
Belum lagi, Temasek berinvestasi di bursa kripto FTX yang bangkrut karena melakukan penipuan.
“Kami berinvestasi di FTX karena ketika perusahaan ini teknologi yang bagus, dan mendapatkan pangsa pasar,” kata Kepala Investasi Temasek International Rohit Sipahimalani dikutip dari Asia Nikkei Review, Selasa (11/7). "Jelas ada situasi penipuan di sana, kami sangat kecewa."
Total imbal hasil ke pemegang saham minus 5,07% pada kuartal I 2023. Padahal pada kuartal I 2022, positif 5,81%.
Sebagian besar karena penurunan pasar ekuitas selama setahun terakhir. Selain itu, karena prinsip akuntansi baru yang diadopsi pada 2018.
Temasek mengatakan, jika prinsip akuntansi baru itu diterapkan pada 2016 atau 2009, perusahaan pasti mencatatkan kerugian.
"Sebagai investor yang dominan, kami tidak akan kebal terhadap siklus pasar," kata Rohit. "Sangat sulit bagi kami untuk memprediksi di mana ‘pasar’ akan masuk. Apa yang kami coba lakukan adalah memiliki portofolio yang tangguh dan melakukan yang lebih baik ketimbang ‘pasar’.”
Sementara raksasa investasi Jepang SoftBank mencatatkan kerugian anak usaha SoftBank Vision Fund ¥ 4,3 triliun atau sekitar Rp 471 triliun selama Januari – Maret. Nilainya melonjak dibandingkan periode yang sama tahun lalu ¥ 2,55 triliun.
SoftBank Vision Fund merupakan modal ventura yang berdiri pada 2017. Anak usaha SoftBank ini berfokus memberikan pendanaan kepada startup.
Grab dan Tokopedia merupakan portofolio SoftBank Vision Fund. Tokopedia kemudian bergabung dengan Gojek dan membentuk entitas baru bernama GoTo Gojek Tokopedia.
Secara keseluruhan, "SoftBank merugi ¥ 970,14 miliar atau turun dibandingkan kuartal I 2022 ¥ 1,7 triliun," demikian dikutip dari CNBC Internasional, pada Mei (11/5). Tekanan paling besar didapat dari kerugian SoftBank Vision Fund.
Selama setahun terakhir, SoftBank telah keluar dari beberapa investasi di portofolio tertinggi untuk mengumpulkan uang tunai. Hal ini mempersempit kerugiannya secara keseluruhan melalui penjualan saham di T-Mobile dan Alibaba.
Namun, SoftBank mencatat kerugian atas investasinya di berbagai bidang, termasuk di:
- Perusahaan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) China SenseTime
- GoTo Gojek Tokopedia
SoftBank melalui afiliasi di Singapura yakni SVF GT Subco berinvestasi di startup seperti GoTo Gojek Tokopedia. Namun perusahaan ini mulai menjual sebagian saham di startup jumbo Indonesia itu.