Investasi ke Startup Asia Tenggara Anjlok, Ini Penyebabnya

Lenny Septiani
24 Juli 2023, 14:37
startup
123RF.com/Dejan Bozic
startup

Sejumlah riset internasional menyimpulkan tren investasi ke perusahaan rintisan atau startup Asia Tenggara anjlok dalam beberapa waktu terakhir. Penurunan paling tinggi yakni pendanaan tahap akhir.

Lalu, apa penyebab sebenarnya?

Ketua Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia atau Amvesindo Eddi Danusaputro mengatakan beban biaya modal atau cost of capital yang tinggi membuat investor lebih selektif. Dengan demikian, para investor lebih memilih untuk berinvestasi ke startup yang bagus atau startup yang memiliki arah menuju perolehan keuntungan atau path to profitability.

Selain itu, Eddi menyatakan alasan lain menurunnya investasi ke startup adalah jalan keluar atau exit yang juga kurang banyak dibanding sebelumnya.

"Meski begitu, investor ke depannya masih investasi, tapi lebih selektif,” kata Eddi kepada Katadata.co.id, Senin (24/7).

Riset DealStreetAsia menunjukkan pendanaan ke startup Asia Tenggara turun 56% selama semester I. “Belum ada tanda-tanda pemulihan pada kuartal II,” demikian dikutip pada Kamis (20/7).

Sementara itu, riset Tracxn Technologies Ltd menyebutkan total pendanaan ke startup Asia Tenggara turun 71% dari US$ 8 miliar pada Semester I 2022 menjadi US$ 2,3 miliar pada paruh pertama tahun ini. Rinciannya sebagai berikut:

  • Kuartal I US$ 1,15 miliar
  • Kuartal II US$ 1,17 miliar

Tracxn mengatakan dalam laporan bertajuk ‘SEA Tech Semi-Annual Funding’, penurunan investasi paling besar yakni pendanaan tahap akhir, 54% secara tahunan atau year on year (yoy).

Ada enam pendanaan kategori seri di atas US$ 100 juta selama Semester I. ini artinya, secara volume turun dibandingkan Januari – Juni 2022 yang mencapai 18 putaran.

Tren penurunan pendanaan ke startup Asia Tenggara terjadi sejak tahun lalu. Rinciannya sebagai berikut:

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...