Startup Bobobox Sebut Tingkat Okupansi Rerata 90% Tahun Lalu
Startup akomodasi Bobobox menyebutkan rata-rata okupansi konsisten di level 90% sepanjang tahun lalu. Perusahaan rintisan ini memiliki lebih dari 1.262 kamar di 28 lokasi.
Hal itu tertuang dalam laporan dampak 2022 bertajuk Travel With a Purpose: Our Story Towards Impactful Experience. “Bobobox memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi positif kepada masyarakat di sekitar lokasi akomodasi,” kata Co-Founder sekaligus CEO Bobobox Indra Gunawan dalam keterangan pers, Senin (31/7).
Isi laporan itu salah satunya membahas kebutuhan konsumen akan fasilitas istirahat. Survei Bobobox dan Konekta Consulting menunjukkan 80% responden dewasa mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan kualitas tidur. Namun 67% di antaranya belum bisa mencapai kondisi tidur yang ideal.
Hal itu berdampak terhadap kelelahan fisik dan mental, sulit untuk fokus dan berkonsentrasi, sering menguap hingga daya tahan tubuh menurun.
Lebih dari 66% tamu menggunakan fitur meditasi tidur atau sleep meditation di Bobobox mengatakan mampu tidur lebih rileks dan lelap. Startup ini juga memiliki ‘Quiet Hours’ atau waktu tenang demi mengurangi tingkat kebisingan dan menciptakan lingkungan tidur yang kondusif.
Bobobox juga memiliki layanan Bobocabin yakni hotel kabin berbasis teknologi. Indra menyebutkan, sebelum Bobocabin Cikole hadir, Orchid Forest Cikole memiliki 1.637 pengunjung tahunan pada 2020.
Jumlahnya naik 9,7 kali lipat pada 2021 setelah Bobocabin Cikole meluncur. Lalu naik lagi 11,5 kali lipat tahun lalu.
Bobocabin bekerja sama dengan pelaku usaha setempat untuk menyediakan makanan, minuman dan aktivitas yang dapat dinikmati oleh turis yang menginap. Pengusaha lokal yang tergabung ke dalam inisiatif ini disebut sebagai MitraBob.
Salah satu MitraBob di Bobocabin Padusan, Mojokerto Dewi menyampaikan, sebelum bergabung, pendapatan cenderung tidak menentu. “Setelah bergabung omzet meningkat hingga 50% dari sebelumnya,” katanya