Peran Jasa Logistik Genjot Bisnis UMKM di Media Sosial dan E-Commerce
Logistik menjadi salah satu tantangan bagi UMKM mengembangkan bisnis secara digital baik di media sosial maupun e-commerce. Penyedia usaha logistik bisa menggunakan teknologi dan integrasi basis data untuk mengatasi tantangan seperti biaya dan ketimpangan muatan.
Sebanyak 56,3% UMKM berjualan melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok dalam setahun terakhir. Data ini tertuang dalam laporan Indef berjudul ‘Peran Platform Digital terhadap Pengembangan UMKM di Indonesia’.
Berikut daftar platform yang digunakan oleh UMKM dalam berjualan online setahun terakhir:
- Media sosial 56,30%
- E-commerce 47,64%
- Online Food Delivery 14,96%
- Situs atau web milik sendiri 5,12%
- Aplikasi WhatsApp 1,57%
- Lainnya 1,18%
“Selain menggunakan aplikasi media sosial untuk kebutuhan personal, para responden mengembangkan usaha seperti penggunaan Facebook Marketplace dan Instagram Shop,” demikian dikutip dari studi tersebut.
Berdasarkan riset Katadata Insight Center (KIC) dan perusahaan penyedia layanan social commerce Evermos, UMKM mulai berfokus berjualan online. Rinciannya dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:
Aktivitas UMKM berjualan online di e-commerce dan social commerce yang mulai masif itu memerlukan aktivitas logistik yang efisien, terukur, dan transparan. Terlebih lagi, e-commerce merupakan salah satu penyumbang transaksi ekonomi digital Indonesia menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Company pada 2023. Rinciannya sebagai berikut:
Transaksi e-commerce di Indonesia juga terus tumbuh sebagaimana terlihat pada Databoks di bawah ini:
Namun Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat, biaya logistik 14,29% terhadap Produk Domestik Bruto atau PDB Indonesia per 2022.
Pemerintah menargetkan porsinya turun menjadi 8% pada 2045 guna menuju Indonesia Emas.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan, penyedia jasa logistik menghadapi sejumlah tantangan untuk mencapai target tersebut, di antaranya:
- Muatan yang tidak seimbang dari timur ke barat Indonesia
- Utilisasi pelabuhan di Indonesia yang masih timpang dan minimnya standardisasi fasilitas pendukung. Utilisasi infrastruktur logistik di pelabuhan kawasan Indonesia Timur rata-rata di bawah 50%.
Sementara itu, AT Kearney mengidentifikasi empat masalah kunci sektor logistik di Indonesia yakni:
- Proses tidak transparan sehingga biaya pengadaan tinggi.
- Pelaku logistik yang sangat terfragmentasi sehingga proses penanganan barang menjadi lebih lama.
- Kurangnya pemanfaatan truk yang menyebabkan biaya logistik untuk pengiriman barang menjadi tinggi. Saat ini masih banyak UMKM yang menyewa truk untuk pengiriman antarkota dengan sistem pembayaran satu kali jalan.
- Informasi nonstandar yakni minimnya informasi detil mengenai data logistik dan tidak terintegrasi yang berdampak pada biaya operasi logistik menjadi tidak efisien.
Menurut Logistic Expert dari Kearney Indonesia Rizal Fauzi solusi untuk mengatasi tantangan di atas yakni menggunakan Vehicle Management System seperti memasangvehicle mounted di kendaraan dan rugged tablets untuk mengecek ketersediaan stok barang di gudang.
Selain itu, last-mile delivery untuk memaksimalkan rute. Kemudian, menerapkan supply chain database atau konsolidasi semua data pelaku usaha logistik dan UMKM terintegrasi melalui OpenAPI.
Salah satu penyedia jasa logistik di Indonesia yakni J&T mengatasi tantangan tersebut dengan cara menyediakan beberapa pilihan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pengiriman. Layanan regular atau EZ dan J&T Super misalnya, berfokus untuk pengiriman antar-kota dalam waktu satu hari.
Lalu J&T Doc untuk pengiriman paket dokumen. Selain itu, J&T eco untuk opsi biaya pengiriman yang lebih murah.
Ada juga J&T International Standard Express untuk pengiriman ke Malaysia, Singapura, Thailand, dan Cina.
J&T Express menggenjot efisiensi operasional pengiriman melalui penggunaan mesin sortir otomatis. Ini bertujuan menjaga kualitas Service-Level Agreement atau SLA.
Untuk menyasar pengusaha maupun UMKM, J&T Express meluncurkan VIP Seller yakni fitur untuk pelanggan prioritas pengiriman. Pelanggan dapat melakukan pemesanan dan pengiriman dalam jumlah banyak sekaligus, sehingga mengurangi waktu proses pengiriman.
Melalui platform VIP Seller, pelanggan mendapatkan personal dashboard untuk memantau pengiriman, status keberadaan paket, dan fitur lain.
Data Momentum Works menunjukkan, J&T Express memimpin pasar logistik di Indonesia pada 2022. Rinciannya dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:
J&T Express mencatatkan 15 juta paket per hari tahun lalu. Paling banyak berasal dari pesanan di e-commerce seperti Shopee, berdasarkan prospektus perusahaan.
Menurut CEO J&T Express Indonesia Robin Lo, J&T Express menguasai pangsa pasar logistik kategori kurir di Tanah Air. “Sekitar 35% - 40% dari total seluruh bisnis ekspres,” kata dia saat acara media gathering di Jakarta, pada Agustus tahun lalu (15/8/2023).
Berdasarkan prospektus J&T Express, decacorn logistik itu menguasai 22,5% pasar di Asia Tenggara dan 10,9% di Cina.