Startup Teknologi Iklim Pertanian WasteX Raih Rp 7 Miliar

Lenny Septiani
4 April 2024, 13:34
biochar WasteX, startup, pendanaan startup, pertanian,
WasteX
Fasilitas biochar WasteX di Jawa Timur
Button AI Summarize

Startup teknologi adaptasi iklim khusus pertanian WasteX meraih pendanaan US$ 450 ribu atau sekitar Rp 7 miliar dari P4G Partnerships. Perusahaan ini mengubah limbah menjadi biochar yang membuat tanaman tumbuh lebih subur.

Pendiri dan CEO WasteX Pawel Kuznicki menyampaikan, P4G tidak hanya menyediakan modal, tetapi juga mendukung penuh para mitra dalam pengembangan pasar. Dana segar dari P4G akan digunakan untuk membantu petani dalam hal:

  • Memanfaatkan limbah pertanian menjadi produk bernilai tambah (biochar)
  • Meningkatkan pendapatan
  • Mengurangi emisi karbon

Pendanaan dari P4G Partnership diberikan kepada Kemitraan WasteX-Bina Tani. WasteX akan memanfaatkan dana tersebut untuk membangun fasilitas produksi biochar di lokasi-lokasi strategis di seluruh Indonesia melalui model kemitraan dengan fasilitas pengolahan padi, jagung, dan kayu, serta peternakan ayam.

WasteX akan berinvestasi, mengembangkan, dan mengoperasikan fasilitas tersebut. Sementara itu, mitra memasok biomassa atau limbah organik yang akan digunakan sebagai bahan baku produksi biochar. 

Sebagian besar biochar yang diproduksi akan diberikan secara gratis kepada petani lokal. Petani akan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengaplikasikan biochar secara maksimal. 

“Bersama dengan Bina Tani dan P4G Partnership, kami ingin manfaat biochar dapat dirasakan oleh banyak petani dan produsen pertanian di Indonesia,” ujar Pawel dalam keterangan pers, Rabu (3/4).

Menurut dia, inisiatif tersebut sangat penting, terutama ketika harga pupuk meroket dan hasil panen menurun. Biochar akan mengurangi ketergantungan pada pupuk yang mahal, serta meningkatkan kesuburan dan ketahanan tanah dalam jangka panjang.

Biochar juga membantu tanaman tumbuh lebih subur dan kuat dengan cara mengikat pupuk pupuk dan meningkatkan ketersediaannya di tanah secara lebih efisien, menyimpan air, memperbaiki kondisi tanah, menyimpan karbon di dalam tanah, dan mengurangi konsumsi pupuk kimia. 

“Solusi menjanjikan ini dapat menjadi pilihan bagi petani untuk beradaptasi dan bertahan di tengah kondisi pertanian yang terus berubah,” Pawel menambahkan.

WasteX mengklaim dapat mempermudah proses adopsi biochar bagi dunia pertanian dengan menawarkan solusi terpadu yang terdiri dari carbonizer, aplikasi smartphone, implementasi di lapangan, dan insentif kredit karbon untuk petani.

Teknologi biochar WasteX bertumpu pada mesin carbonizer semi-otomatis skala kecil yang dilengkapi dengan burner berbahan bakar ganda.

Berbeda dengan carbonizer tradisional yang umumnya menghasilkan panas dari pembakaran biomassa, carbonizer WasteX menggunakan dua jenis bahan bakar yaitu biomassa dan gas sintesis (syngas) yang dihasilkan selama proses pirolisis atau pemanasan biomassa menjadi biochar. Sehingga energi yang digunakan lebih efisien.

Pemanfaatan syngas dapat mengurangi potensi emisi metana, sehingga proses produksi biochar lebih ramah lingkungan.

WasteX mengungkapkan hasil penggunaan biochar pada berbagai tanaman pertanian di Indonesia dan Filipina, di antaranya:

  • Dalam percobaan yang dilakukan pada tanaman jagung, biochar berhasil meningkatkan hasil panen 95% sekaligus mengurangi penggunaan pupuk hingga 50% 
  • Pada tanaman padi, hasil panen meningkat 38%, dan potensi jangka panjang pengurangan penggunaan pupuk hingga 25% - 50%. 

“Hasil ini menunjukkan manfaat yang sangat besar dari teknologi biochar WasteX untuk merevolusi praktik pertanian dengan meningkatkan produktivitas dan mendorong pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan,” kata Pawel. 

"Kami kesulitan membeli pupuk, karena petani singkong dan ubi jalar tidak termasuk penerima pupuk subsidi pemerintah,” kata Wisnu, petani asal Bogor.

WasteX membangun fasilitas produksi biochar di tempat pengolahan padi di Tarlac, Filipina pada November 2023. Lalu membuat fasilitas serupa di tempat pengolahan jagung di Pasuruan, Jawa Timur pada Februari 2024. 

Pemilik fasilitas pengolahan jagung di Pasuruan, Irianto mengatakan, limbah janggel jagung diolah menjadi biochar yang bernilai tinggi dan bermanfaat sebagai pembenah tanah. 

Executive Director P4G Robyn McGuckin mengatakan, perusahaan-perusahaan skala kecil dan menengah menjadi mesin pertumbuhan ekonomi. “P4G berkomitmen untuk mendukung bisnis yang menawarkan solusi inovatif bagi perbaikan iklim seperti WasteX, yang tidak hanya memberikan dampak positif jangka panjang kepada para petani kecil, tetapi juga berkontribusi terhadap pencapaian prioritas Indonesia dalam meningkatkan ketahanan pangan dan pengurangan emisi karbon,” ujar dia.

Reporter: Lenny Septiani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...