Kominfo Ungkap Dampak Perang Iran – Israel ke Startup Indonesia

Lenny Septiani
16 April 2024, 13:17
iran, israel, startup
Katadata
Diskusi Katadata Forum dengan tema "Transformasi Indonesia Menuju Raksasa Ekonomi Digital" di Jakarta, Selasa, pada 2018
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Kominfo atau Kementerian Komunikasi dan Informatika mengungkapkan potensi dampak serangan Iran ke Israel terhadap industri berbasis digital di Indonesia, termasuk startup.

“Sejauh ini belum ada dampaknya. Tetapi pemerintah mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi,” kata Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi kepada media usai Halal Bihalal di kantornya, Jakarta, Selasa (16/4).

Budi menyampaikan, serangan Iran ke Israel akan berdampak terhadap kenaikan harga komoditas dan minyak. Namun ia belum memerinci dampak ini terhadap startup.

Sementara itu, Ekonom Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia atau LPEI FEB UI Teuku Riefky mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai risiko lonjakan inflasi akibat konflik Iran - Israel.

“Saat konflik pecah, arus barang dan suplai terganggu, sehingga mendorong harga barang dan pangan naik,” kata Riekfy dikutip dari Antara, Selasa (16/4).

Selain itu, imported inflation atau inflasi yang berasal dari luar negeri berpotensi naik. “Ini yang perlu diwaspadai selain inflasi dalam negeri,” kata dia.

Menteri Riset dan Teknologi periode 2019 -2021 Bambang Brodjonegoro juga menyampaikan, serangan Iran ke Israel pada Sabtu (13/4) dapat meningkatkan laju inflasi.

Inflasi dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yakni:

  1. Harga pangan bergejolak (volatile food)
  2. Harga barang yang diatur pemerintah seperti bahan bakar minyak (BBM) serta liquefied petroleum gas (LPG)
  3. Yang berasal dari luar negeri, yang disebabkan oleh kenaikan harga-harga di luar negeri, pelemahan rupiah, serta gangguan distribusi global

Pada 2022, Ketua Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia atau Amvesindo Eddi Danusaputro menilai bahwa inflasi tinggi akan berpengaruh pada startup yang menjalankan bisnis model Business to Customer (B2C).

Bisnis model B2C adalah bisnis yang melakukan pelayanan atau penjualan barang atau jasa kepada konsumen perorangan atau grup secara langsung.

“Yang terkena dampak itu B2C, karena end user atau konsumen akhir sensitif terhadap harga atau price sensitive,” kata Eddi kepada Katadata.co.id, pada medio 2022.

Reporter: Lenny Septiani, Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...