Bank HSBC Suntik Rp 487 Miliar ke Unicorn Perikanan eFishery

Lenny Septiani
31 Mei 2024, 14:40
hsbc, efishery, startup perikanan,
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Pembudidaya ikan M Arifin memeberikan pakan ikan menggunakan alat otomatis efeeder di kolam budidaya ikan patin di Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Selasa (30/8/2022).
Button AI Summarize

PT Bank HSBC Indonesia memberikan Green and Social Loan atau pinjaman US$ 30 juta atau sekitar Rp 487,6 miliar kepada startup unicorn bidang perikanan atau aquatech eFishery.

Salah satu pendiri sekaligus CEO Fishery Gibran Huzaifah mengatakan, Green and Social Loan dari HSBC Indonesia ini merupakan langkah penting dalam misi perusahaan merevolusi industri akuakultur di Indonesia. 

“Pendanaan ini memungkinkan kami memperluas armada eFeeder, serta memberdayakan pembudidaya ikan dan petambak udang skala kecil dengan teknologi dan sumber daya yang diperlukan, agar lebih produktif dan berkelanjutan,” kata Gibran dalam acara Penandatanganan Pemberian Pinjaman Hijau dan Pinjaman Sosial oleh PT Bank HSBC Indonesia kepada eFishery, di Jakarta, Jumat (31/5).

eFeeder merupakan perangkat pemberian pakan otomatis eFishery bertenaga teknologi kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence of Things (AIoT ). Alat ini disewakan kepada ratusan ribu pembudidaya ikan skala kecil dalam jaringan perusahaan.

Pembudidaya ikan dapat meningkatkan efisiensi pakan hingga 30% dan kapasitas produksi hingga 25% dengan menggunakan eFeeder.

Dengan dana pinjaman dari HSBC itu, Gibran berharap para pembudidaya skala kecil memiliki akses lebih luas untuk memasarkan hasil budidaya perikanan dengan harga wajar. Selain itu, meningkatkan penjualan karena berat ikan akan lebih merata.

Gibran yakin bahwa kemitraan dengan HSBC akan membantu eFishery mencapai ambisi pertumbuhan dan membangun sektor akuakultur di Indonesia.

Ia mengatakan, kemitraan dengan HSBC dapat menghubungkan eFishery dengan jaringan global. Ini sejalan dengan tujuan perusahaan dalam memperluas pasar internasional dan menjadi pemimpin di industri dalam 10 tahun ke depan.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia merupakan produsen ikan terbesar kedua di dunia setelah Cina. Sektor ini berkontribusi sekitar 2,6% terhadap produk domestik bruto atau PDB Indonesia pada 2022.

Akan tetapi, sebagian besar konsumsi ikan dalam negeri berasal dari perikanan skala kecil, bukan industri perikanan yang menghasilkan sebagian besar ekspor.

Managing Director Head of Wholesale Banking, PT Bank HSBC Indonesia Riko Tasmaya menyatakan, pinjaman kepada eFishery merupakan bagian dari ambisi perusahaan mendukung pertumbuhan sektor ekonomi baru berbasis platform di Indonesia.

“Ini sekaligus mendukung sektor akuakultur di Indonesia untuk menerapkan praktik berkelanjutan di sepanjang rantai pasokannya," kata Riko.

eFishery merevolusi metode budidaya tambak tradisional dan memberikan solusi dalam ekosistem akuakultur. Startup ini menawarkan platform menyeluruh yang memberikan para pembudidaya dan petambak akses pada teknologi, pakan yang kompetitif, pembiayaan, dan pasar untuk hasil ikan.

Dengan platform eFeeder dari eFishery, pembudidaya ikan dapat mengatur jadwal pemberian pakan, menerima rekomendasi pemberian pakan, dan mencatat data pemberian pakan menggunakan ponsel mereka. 

Selain itu, eFeeder mendukung pembudidaya ikan mengadopsi metode budidaya ikan berkelanjutan yang meningkatkan kualitas air. Caranya, mengurangi kontaminasi air dan limbah dari siklus pemberian pakan yang tidak efisien, mengoptimalkan input, serta meningkatkan distribusi pakan.

Reporter: Lenny Septiani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...