Riset Prasasti: Ekosistem Digital GoTo Sumbang 2,2% untuk Ekonomi Indonesia
Riset Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti) mengungkap ekosistem digital PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menciptakan nilai ekonomi sebesar Rp480,7 triliun pada 2024 atau setara dengan 2,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Berdasarkan riset Prasasti, ekosistem GoTo juga tercatat menyerap lebih dari 2,03 juta tenaga kerja, serta membantu menurunkan angka kemiskinan hingga 0,45 poin.
GoTo menjadi salah satu studi kasus Prasasti untuk mengukur dampak nyata digitalisasi terhadap perekonomian. Perhitungan dampak ekonomi menggunakan model Input-Output, dengan asumsi ekosistem GOTO di Indonesia tumbuh rata-rata 19,32% per tahun (2020–2024).
Angka pertumbuhan ini kemudian digunakan untuk memperkirakan pengaruhnya pada sektor terkait seperti e-commerce, transportasi, layanan makanan, teknologi informasi, dan jasa keuangan.
“Jadi ini mungkin secara lebih deskriptif kita melihatnya bahwa peranan kontribusinya positif,” kata Research Director Prasasti Gundy Cahyadi dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Selasa (12/8).
Berdasarkan ICOR (Incremental Capital Output Ratio), GoTo berada pada angka 2,3 atau 87% lebih efisien dibanding rata-rata ICOR ekonomi digital sebesar 4,3.
ICOR adalah indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur efisiensi investasi atau modal dalam menghasilkan output (PDB). Angka ICOR yang lebih rendah berarti investasi lebih efisien.
Lebih lanjut, dampak ekosistem digital GoTo bagi ekonomi Indonesia dirasakan secara langsung maupun tak langsung. Menurut perkiraan Prasasti Center for Policy Studies, dampak langsungnya mencapai Rp355,33 triliun, sedangkan dampak tak langsungnya sebesar Rp125,39 triliun.
Di tingkat regional, GoTo memberikan dampak PDB ke berbagai provinsi di Indonesia. Tercatat, nilai ekonomi terbesar yang dihasilkan GoTo dirasakan di Jakarta (Rp142,4 miliar), Jawa Barat (Rp 76,6 miliar), Jawa Timur (Rp 64,3 miliar), Jawa Tengah (Rp 37,4 miliar), dan Banten (Rp 17,8 miliar).
Dari segi lapangan kerja, GoTo diperkirakan menciptakan peluang pekerjaan untuk 650 ribu pengemudi, 560 ribu pedagang, dan 590 ribu lapangan kerja tidak langsung.
“Jadi memang adanya dari segi transportasi darat, ada juga dari perdagangan retail, e-commerce, bahaya lantai, dan juga pekerjaan langsung. Total dampaknya sangat signifikan untuk kontribusi dari ekonomi digital kepada ekonomi nasional,” kata Gundy.
Gundy mengatakan penelitian ini untuk menguji secara empiris sejauh mana ekonomi digital mempengaruhi perekonomian nasional, yang secara teori diperkirakan mencapai hampir 8,5% dari total ekonomi Indonesia.
Gundy mengatakan Prasasti mengumpulkan data deskriptif selama enam bulan terakhir dan menjadikan GOTO sebagai studi kasus.
“Hasil analisis menunjukkan, keberadaan GOTO berkontribusi pada peningkatan output total per kapita sebesar 1% serta menurunkan tingkat kemiskinan hampir 0,5%, dari 9% menjadi 8,55%,” katanya.
