Ditanya Nonton Film Merah Putih One for All Atau Belum? Ini Kata Menteri Komdigi

Kamila Meilina
14 Agustus 2025, 16:49
film Merah Putih: One for All, komdigi,
Cinepolis
Merah Putih: One for All
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Komdigi atau Kementerian Komunikasi dan Digital Meutya Hafid buka suara mengenai film animasi Merah Putih: One for All, termasuk tentang dugaan plagiat karakter.

Wartawan bertanya kepada Menteri Komdigi Meutya Hafid tentang apakah dirinya sudah menonton film Merah Putih: One for All. “Saya beberapa hari ke depan, kegiatannya akan cukup padat mulai dari ke DPR dan MPR. Begitu juga kegiatan di kantor,” kata dia di kantornya, Jakarta, Kamis (14/8).

“Kami sedang rapat untuk menyiapkan ‘tontonan’ yang terbaik dan edukatif untuk masyarakat pada hari Karnaval (17 Agustus),” Meutya Hafid.

Oleh karena itu, Menteri Komdigi Meutya Hafid belum bisa berkomentar mengenai film Merah Putih: One for All.

Namun dia juga belum mau berkomentar tentang dugaan plagiat karakter.

Merah Putih: One for All viral di media sosial terkait cerita, visual, dan tuduhan plagiat karakter. Bahkan, sutradara Hanung Bramantyo sempat mengusulkan agar penayangan film ini ditunda.

Meski begitu, film animasi Merah Putih: One for All tetap tayang pada hari ini (14/8). Berikut daftar bioskop yang menayangkan film Merah Putih: One for All:

  1. XXI Kelapa Gading Jakarta
  2. XXI Kemang Village Jakarta
  3. XXIPuri Jakarta
  4. XXIMetmall Cileungsi, Bogor
  5. XXI Depok
  6. XXI Alam Sutera, Tangerang
  7. XXI Mega Bekasi
  8. XXI Ciwalk, Bandung
  9. XXI DP Mall Semarang
  10. XXI Ciputra World, Surabaya

Katadata.co.id mencatat film animasi Merah Putih: One for All belum tercantum di CGV. Namun film ini tersedia di bioskop Sam's Studio.

Sinopsis Merah Putih: One for All

Film Merah Putih: One for All bercerita tentang desa yang akan menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia. Sekelompok anak terpilih menjadi 'Tim Merah Putih' untuk menjaga bendera pusaka yaitu bendera yang selalu dikibarkan pada setiap upacara 17 Agustus tiap tahunnya.

Namun tiga hari sebelum upacara, bendera itu hilang. Delapan anak dari berbagai latar belakang budaya yakni Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa, bersatu dalam misi heroik yakni menyelamatkan bendera merah putih pusaka yang hilang secara misterius.

Mereka harus mengatasi perbedaan, menembus sungai, hutan, dan badai, bahkan meredam ego masing-masing. Mereka menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah halangan, melainkan kekuatan.

Mereka memulai petualangan mencari Bendera, menelusuri hutan, sungai, dan menghadapi konflik batin.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...