Perusahaan Singapura Ini Bidik Kafe Indonesia, Atasi Sengketa Royalti Musik

Perusahaan yang berbasis di Singapura USEA Global merambah pasar Indonesia dengan menyediakan solusi lisensi lagu, di tengah polemik royalti musik. Mal dan kafe yang sudah bekerja sama seperti AEON Mall dan Gyu-Kaku.

Pemungutan royalti membuat sejumlah restoran, mal, dan ruang publik lainnya membatasi pemutaran musik. Sejumlah kasus menjerat berbagai ritel, salah satunya Mie Gacoan yang harus membayar Rp 2,2 miliar.

USEA Global melihat hal itu sebagai peluang. CEO USEA Global Jerry Chen memastikan kerangka lisensi yang mereka kembangkan dirancang transparan dan adil. 

“Banyak regulasi di Indonesia dibuat untuk mendorong standar bisnis lebih baik, tapi seringkali justru membingungkan pemilik usaha. Jika diberikan solusi yang jelas, masalah ini bisa diatasi,” ujar Jerry Chen dalam siaran pers, Selasa (9/9). 

USEA Global menyediakan layanan multisensori yang mencakup akses ke lebih dari 300 ribu lagu berlisensi, layar digital yang bisa disesuaikan dengan konten brand atau merek hingga aroma khas yang memperkuat pengalaman pelanggan.

USEA Global menawarkan empat keunggulan utama, yakni:

1. Kredibilitas internasional dengan standar hukum ketat Singapura
2. Perlindungan hukum dari sengketa royalti
3. Teknologi otomatis yang memudahkan manajemen lisensi
4. Keandalan jangka panjang bagi keberlangsungan usaha

“Selain kepatuhan hukum, menciptakan kenyamanan pelanggan sama pentingnya. Dengan sistem USEA Global, pelaku usaha bisa berfokus pada layanan dan pertumbuhan pasar, sementara lisensi musik berjalan otomatis dengan transparansi penuh,” kata perwakilan Regional Business Division USEA Jepang Chika Sudo.