Alasan Elon Musk Beli Twitter Bukan Soal Uang, Tapi untuk Peradaban
Orang terkaya di dunia yang juga pendiri Tesla Inc, Elon Musk mengungkapkan alasannya menjadi pemegang saham di perusahaan media sosial Twitter.
Menurutnya, pembelian saham Twitter sebagai titik balik bagi peradaban. Musk mengatakan, kesepakatan yang diusulkan bukan tentang ekonomi bisnis Twitter semata, tetapi memastikan Twitter tetap menjadi platform tepercaya untuk demokrasi.
"Ini bukan cara menghasilkan uang. Perasaan intuitif saya yang kuat adalah bahwa memiliki platform publik yang dapat dipercaya secara maksimal dan inklusif secara luas sangat penting untuk masa depan peradaban," ungkapnya seperti dikutip CNN International, Minggu (17/4).
CEO SpaceX ini juga menilai apa yang dilihatnya sebagai kurangnya kebebasan berbicara di Twitter, dan mengatakan Twitter harus membuka algoritmanya untuk meningkatkan transparansi dalam keputusan moderasi konten perusahaan. Itu akan mencerminkan perubahan besar dalam cara Twitter beroperasi.
"Kode harus ada di Github sehingga orang dapat melihatnya dan berkata, 'Saya melihat masalah di sini,' 'Saya tidak setuju dengan ini,' mereka dapat menyoroti masalah, menyarankan perubahan," ujarnya.
Ditanya bagaimana dia akan mengubah moderasi konten Twitter, Musk menjelaskan bahwa pengujiannya untuk apakah sebuah platform mematuhi prinsip-prinsip kebebasan berbicara sederhana. "Apakah seseorang yang tidak Anda sukai diizinkan untuk mengatakan sesuatu yang tidak Anda sukai? Dan jika itu masalahnya. maka kita memiliki kebebasan berbicara," terangnya.
Sebelumnya, Elon Musk bergabung dengan dewan direksi Twitter setelah mengambil 9,2% saham perusahaan media sosial ini. Kabar ini membuat harga saham Twitter sempat menguat 2% pada Selasa.
“Melalui percakapan dengan Elon dalam beberapa minggu terakhir, menjadi jelas bagi kami bahwa dia akan membawa nilai besar bagi dewan,” kata CEO Parag Agrawal melalui akun Twitter, Selasa (5/4).
“Dia adalah orang yang sangat percaya dan kritikus yang intens terhadap layanan yang persis seperti yang kami butuhkan di Twitter, dan di ruang rapat, untuk membuat kami lebih kuat dalam jangka panjang,” tambah Agrawal.
Masa jabatan Musk akan berakhir pada 2024, menurut pengajuan kepada Securities and Exchange Commission (SEC). Untuk seluruh masa jabatan dewan atau 90 hari setelahnya, Musk tidak dapat menjadi pemilik manfaat lebih dari 14,9% saham biasa perusahaan yang beredar.
Mantan CEO Jack Dorsey memuji langkah tersebut. “Musk sangat peduli dengan dunia kita dan peran Twitter di dalamnya,” kata dia. “Saya sudah lama menginginkan Elon di dewan.”
Elon Musk merupakan miliuner Amerika Serikat yang kekayaannya semakin meningkat semenjak adanya pandemi. Dia tercatat memiliki kekayaan bersih tertinggi di antara enam miliuner AS lainnya pada tahun ini. Jumlahnya sebesar US$234 miliar pada 10 Maret 2022.