Tren AI di Bank Digital: Penggunaan Chatbot dan Otomatisasi Konten
Kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) tengah menjadi tren di Indonesia. Bagaimana adopsi teknologi ini di bank digital?
Co-Founder Hijra Bank Dima A Djani menyampaikan teknologi AI membantu bank menghemat biaya dan mendorong otomatisasi. “Jadi kami mencobanya untuk membuat pengalaman nasabah lebih menarik,” katanya dalam diskusi bertajuk ‘The Rise of Digital Banking’ bagian dari acara Tech In Asia Conference 2023 di Jakarta, Rabu (18/10).
Menurutnya, teknologi AI juga bisa dipakai untuk menganalisis data transaksi. Dengan begitu, bank digital bisa mengidentifikasi layanan apa yang dibutuhkan oleh nasabah.
Sementara bagi nasabah, teknologi kecerdasan buatan memungkinkan mereka mendapatkan informasi terkait layanan keuangan seperti investasi.
Bank Permata juga memakai teknologi AI untuk mempercepat digitalisasi. "Percepatan digitalisasi akan meningkatkan pendapatan," kata Presiden Direktur Meliza Musa Rusli dalam Indonesia Data and Economic atau IDE Conference Katadata 2023 di Jakarta, pada Juli (20/7).
Dia bercerita, Bank Permata memulai transformasi digital sejak 2011 lewat penerapan sistem online banking. Lalu pada 2019, perusahaan mengembangkan teknologi dengan beberapa pembaharuan sistem pelayanan nasabah.
"Kami merenovasi kantor cabang ke saluran digital, serta menerapkan paperless," katanya. "Kami juga berfokus mengembangkan teknologi AI dari sisi back end.”
BRI juga mengeksplorasi penggunaan teknologi AI generatif seperti chatbot, automated content generation, dan office work automation.
Director of Digital and Information Technology BRI Arga Nugraha mengatakan perusahaan pernah menggunakan chatbot bernama ‘Sabrina’ yang membalas pesan pelanggan BRI di WhatsApp. Namun, ini terkesan sudah lama.
“Dengan generatif AI, meningkatkan likeliness,” kata Arga dalam acara Google Cloud Summit di Hotel Shangrila Jakarta, pada Juni (8/6). Tujuannya, memudahkan pengguna berinteraksi.
AI generatif dinilai dapat menambahkan interaksi yang fleksibel dan mirip manusia ke chatbot, sehingga dapat bereaksi terhadap jenis kueri yang luas. “Selain itu, harapannya jumlah customer service yang menangani komplain berkurang,” ujarnya.
BRI juga mengeksplorasi teknologi AI untuk pembuatan konten. Alasannya, AI generatif dinilai dapat mengotomatiskan pembuatan konten berdasarkan prompt dan parameter yang diberikan.