Tantangan dan Peluang Hilirisasi Digital yang Diusung Prabowo – Gibran
Gibran Rakabuming Raka atau calon wakil presiden nomor urut 2 menyebut soal hilirisasi digital saat debat cawapres pada Jumat (22/12). Bagaimana tantangan dan peluangnya?
Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi menilai, program yang disampaikan oleh Gibran itu lebih cocok disebut pengembangan dan pemanfaatan baik aplikasi, teknologi dan pemasaran produk secara digital.
Untuk mencapai target tersebut, ada beberapa tantangan yang mungkin dihadapi oleh Prabowo – Gibran yakni akses internet belum merata dan kecepatannya masih rendah.
“Indonesia hanya setingkat di Myanmar. Sebelumnya masih di atas Kamboja tapi kemudian disalip,” kata Heru kepada Katadata.co.id, Kamis (28/12). “Ini fondasi dasar yang harus dipenuhi. Sebelum bicara AI, industri 4.0 dan lainnya.”
Menurut dia, kecepatan internet harus ditingkatkan minimal 100 Mbps. Jika ini terpenuhi, pengembangan teknologi seperti kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), big data analytic, blockchain dan sebagainya bisa dilakukan.
“Selain itu, SDM perlu digenjot,” kata dia.
Tantangan lainnya yakni keamanan siber. “Indonesia jadi negara ketiga terbawah dengan tingkat keamanan siber lemah dan nomor tiga di dunia yang sering mendapat serangan siber,” katanya.
Heru juga sepakat jika target Prabowo – Gibran yakni memastikan teknologi dikuasai oleh pelaku dalam negeri. Oleh karena itu, pemahaman masyarakat dan regulasi terkait teknologi perlu ditingkatkan.
Sementara itu, Direktur Ekonomi Digital dan Ekonom CELIOS Nailul Huda menyampaikan, ekosistem digital dan industrialisasi medium-high tech patut dibangun dari dalam negeri.
“Selain itu, perlu pembangunan sumber daya manusia bidang digital,” kata Nailul kepada Katadata.co.id, Kamis (28/12).
Ia mengatakan, talenta digital yang dibangun tidak hanya pada bidang software, namun juga pada hardware. “Begitu terbangun industri medium-high tech dan SDM siap, saya rasa pengembangan digital akan melaju kencang,” ujar dia.
Apa Itu Hilirisasi Digital?
Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional atau TKN Prabowo - Gibran yakni Budiman Sudjatmiko menyampaikan, hilirisasi digital yang dimaksud yaitu mendorong digitalisasi dari hulu ke hilir menggunakan teknologi yang dikembangkan di dalam negeri.
Budiman menjelaskan, hilirisasi digital yang dimaksud oleh Gibran saat debat cawapres yakni membangun ekosistem digital. Langkah ini berfokus pada tiga hal yakni device (perangkat), network (jaringan), dan application (aplikasi) yang disingkat menjadi DNA.
Dari sisi device, tim Prabowo – Gibran ingin mendorong pengembangan perangkat keras alias hardware guna menggenjot produktivitas di dalam negeri.
Untuk mencapai hal tersebut, tim Prabowo – Gibran akan berfokus mengumpulkan data.
Pengumpulan data akan menggunakan teknologi canggih seperti AI, Internet of Things (IoT), robotic, drone hingga mesin pembelajaran atau machine learning.
“Kenapa ada AI, IoT, robotik? Ini untuk mengumpulkan data dalam penambahan sumber daya alam Indonesia untuk membuat perangkat, seperti silika, nikel hingga torium,” kata Budiman Sudjatmiko kepada Katadata.co.id, Rabu (27/12).
Silika digunakan dalam proses fabrikasi IC atau Integrated Circuit. Nikel digunakan dalam berbagai perangkat elektronik seperti mobil listrik, handphone, dan laptop.
Lalu Torium dipakai untuk melapisi filamen tungsten yang digunakan pada perangkat elektronik, seperti pesawat televisi.
Pengembangan hardware berbasis teknologi dapat mendorong produktivitas seperti pertanian, perikanan, dan manufaktur. “Penggunaan robotik bisa meningkatkan volume produksi misalnya,” kata dia.
Pengumpulan data juga bertujuan membuat Indonesia menguasai komoditas data di dalam negeri.
Dari sisi jaringan, tim Prabowo – Gibran berfokus pada infrastruktur jaringan atau konektivitas internet.
Kemudian dari sisi aplikasi, tim Prabowo – Gibran ingin mendorong pengembangan aplikasi berbasis digital di dalam negeri yang tidak hanya berfokus pada layanan, tetapi juga pengalaman pengguna.
Ia mencontohkan penggunaan aplikasi berbasis teknologi IoT yang menghasilkan data real-time pengiriman barang. Selain itu, tren metaverse dan pemakaian platform berbasis AI seperti ChatGPT.
Namun untuk mendukung strategi tersebut, tim Prabowo – Gibran juga berfokus pada pengembangan kemampuan sumber daya manusia atau SDM di dalam negeri. Sebab, butuh SDM yang terampil untuk mengoperasikan perangkat berbasis teknologi canggih.
Selain itu, tim Prabowo – Gibran mendorong SDM Indonesia yang memanfaatkan teknologi beserta infrastrukturnya seperti internet, untuk memproduksi produk. Budiman mencontohkan masyarakat Cina yang mulai masif membangun spare part atau komponen kendaraan listrik.
“Yang ingin dicapai dari hilirisasi digital, mulai dari hulu ke hilir yakni brain atau SDM. Mulai dari penyimpanan datanya ada di dalam negeri. Jadi Indonesia bisa mencapai kedaulatan teknologi,” ujar Budiman.
“Ekonomi digital berkembang karena kemampuan manusia. Ini bisa memicu ide dan inovasi,” Budiman menambahkan.