Nvidia, Perusahaan Paling Mahal di Dunia Bikin Pusat AI di Solo
Nvidia menjadi perusahaan paling bernilai di dunia melampaui Microsoft dan Apple. Perusahaan cip ini pun membangun pusat kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di Solo, Indonesia.
Raksasa cip global Nvidia akan membangun pusat AI di Solo US$ 200 juta atau sekitar Rp 3 triliun. Fasilitas ini akan dibangun di Solo Technopark, kawasan sains dan teknologi yang terletak di Jl Ki Hajar Dewantara No 19 Jebres, Surakarta.
Nvidia akan membangun pusat AI di Solo mulai tahun ini. Perusahaan teknologi ini bekerja sama dengan Nvidia.
Perusahaan yang berbasis di Amerika itu juga membangun pusat AI di Malaysia dan Singapura.
Perusahaan telekomunikasi BUMN Telkom Indonesia juga membuka peluang kerja sama dengan Nvidia, terkait AI.
Nvidia Jadi Perusahaan Termahal di Dunia
Harga saham Nvidia reli ke level tertinggi dengan kenaikan 3,5%, sehingga nilai kapitalisasi pasarnya mencapai US$3,34 triliun atau Rp 54,74 kuadriliun pada Selasa (18/6). Perusahaan semikonduktor ini pun melampaui Microsoft dan Apple dalam hal kapitalisasi.
Nilai pasar Nvidia naik dari US$ 2 triliun atau Rp 32,8 kuadriliun menjadi US$ 3 triliun alias Rp 49,17 kuadriliun hanya dalam 96 hari.
Menurut Bespoke Investment Group, Microsoft membutuhkan 945 hari untuk beralih dari US$ 2 triliun ke US$ 3 triliun. Sementara itu, Apple membutuhkan 1.044 hari.
"Perjalanan Nvidia sangat luar biasa, tetapi perlu terus berkembang dari sini dan mencegah persaingan, jika sahamnya ingin terus menghasilkan keuntungan yang luar biasa," kata Bespoke dalam catatan baru-baru ini, seperti dikutip Reuters, pekan lalu (18/6).
Pendapatan Nvidia naik lebih dari tiga kali lipat menjadi US$ 26 miliar atau Rp 426,11 triliun pada kuartal terakhir. Sementara itu, laba bersih melonjak tujuh kali lipat menjadi US$ 14,9 miliar atau Rp 244,19 triliun.
Menurut LSEG, pendapatan perusahaan tahun fiskal 2024 diperkirakan meningkat dua kali lipat menjadi US$ 120 miliar, dan naik 33% menjadi $160 miliar pada 2026.
Kinerja keuangan dan perkiraan Nvidia yang mengesankan telah membuat valuasi saham Nvidia dalam beberapa hal, menjadi moderat meskipun ada lonjakan harga saham.
Sebagai contoh, rasio harga terhadap pendapatan atau price to earning ratio (PER) Nvidia terakhir kali berada di angka 43 kali, menurut LSEG Datastream. Angka ini lebih tinggi dari level 25 yang dicapai pada awal tahun ini, tetapi di bawah level yang dicapai pada sebagian besar tahun lalu.
Sebaliknya, S&P 500 diperdagangkan pada 21 kali pendapatan.
Meskipun Nvidia telah menjadi pemain yang menonjol, Nvidia bukanlah satu-satunya saham yang mendapatkan keuntungan dari antusiasme tentang potensi keuntungan AI. Saham perusahaan teknologi lainnya, termasuk Super Micro Computer dan Arm Holdings juga meningkat tajam tahun ini.