Pakar Sebut PDN Selevel Amazon, tapi Administrasinya Seperti Warnet

Tia Dwitiani Komalasari
29 Juni 2024, 21:20
Ilustrasi hacker menyerang pusat data nasional
Bing Image Creator, Katadata/Desy Setyowati
Ilustrasi hacker menyerang pusat data nasional
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Pakar Siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, mengkritisi keamanan dan administrasi Pusat Data Nasional (PDN) yang kurang mumpuni. Padahal, PDN merupakan pusat data besar yang menampung banyak data dari 5.000 server.

Dia mengatakan, tujuan PDN sebenarnya positif. Sebelumnya, setiap kementerian, lembaga, hingga pemerintah daerah memiliki aplikasi dan server sendiri. Hal tu menyebabkan anggaran belanja negara menjadi boros.

"Menurut pengamatan, banyak yang kurang berguna. Banyak yang tujuannya hanya untuk menyerap anggaran saja," ujar Alfons dalam diskusi "Polemik Trijaya: Pusat data Bocor, Siapa yang Teledor?" yang diselenggarakan secara daring, Sabtu (29/6).

Kondisi tersebut menyebabkan data dari sekitar 5.000 server dipusatkan di satu tempat yaitu PDN yang merupakan milik negara. Pasalnya, Undang-undang mengamanatkan agar semua lembaga menyimpan datanya di PDN. Data tersebut bervariasi mulai dari biasa saja, penting, hingga maha penting. 

Alfons mengatakan, kondisi tersebut membuat PDN dalam sekejap naik level menjadi pusat data yang besar. Level PDN bahkan tidak kalah dengan AWS atau Google Cloud.

Namun demikian, dia menyayangkan bahwa kenaikan level PDN tidak diikuti dengan kenaikan level administrasi dan keamanannya. Seharusnya dengan level yang sudah besar, PDN mampu menangkis gangguan keamanan yang tinggi.

"Jadi kami melihat, levelnya Amazon, tapi administrasinya selevel warnet," ujarnya.

Dia mengakui, sejumlah negara lain juga pernah diserag ransomware. Namun, hingga saat ini belum ada yang dampaknya separah Indonesia.

"Kalau ini jatuhnya (semua data) dikumpulin (untuk jadi) sasaran tembak," kata dia.

Bahaya PDN Diretas

Pusat Data Nasional yang diretas bisa menimbulkan dampak berbahaya pada berbagai sektor. Peretasan tersebut bahkan dikawatirkan dapat membocorkan keamanan, seperti data TNI dan Polri.

Anggota Komisi I DPR, Sukamta Mantamiharja, mengatakan PDN sangat karena di dalamnya memuat berbagai data dari 282 kementrian, lembaga, dan pemerintah daerah. Pusat Data Nasional memuat data banyak objek vital negara.

"Ini artinya apa? PDN ini seperti brankas yang di dalamnya berisi emas batangan murni 24 karat dan berlian 100 karat," kata Sukamta pada diskusi "Polemik Trijaya: Pusat data Bocor, Siapa yang Teledor?" yang ditayangkan di Youtube, Sabtu (29/6).  

Dia mengatakan, bobolnya PDN tersebut ibarat Indonesia kalah dalam perang siber. Banyak sektor yang terdampak oleh peretasan PDN tersebt seperti sosial, ekonomi-keuangan, sumber daya negara, kesehatan, bahkan keamanan dan pertahanan. Data tersebut bukan hanya sekedar angka,namun juga perilaku budaya.

Sukamta mengatakan, data tersebut bisa diakuisisi oleh pihak atau negara lain. Hal itu termasuk data TNI dan Polri, seperti intalasi penting TNI.

"Coba bayangin kalau ada pihak yang mempelajari bagaimana polisi mengamankan negara, pola-pola pengamanan negara, berapa personilnya. Jika ketahuan oleh negara yang ingin membuat rusuh Indonesia, bagaimana intelejen asing memprovokasi orang, itu gampang sekali," ujarnya.

Selain keamanan, Sukamta mengatakan, peretasan PDN juga berbahaya dari sisi ekonomi. Misalnya saja pola konsumsi bangsa Indonesia akan diketahui oleh pencuri data sehingga membuat bangsa Indonesia mudah disetir secara ekonomi.

"Kalau gitu jualan ke bangsa Indonesia jualan ini saja, cara jualnya seperti ini, supaya punya dampak nanti jadi ketergantungan pada produk negaranya," ujar Sukamta.

Dia mengatakan, peretasan ini membuat Indonesia kehilangan kekayaan yang sangat luar biasa, Jika diakumulasikan nilainya bisa mencapai Rp 20.000 triliun.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...