AI Diramal Berkontribusi Rp 5.816 Triliun ke Ekonomi Indonesia 2030

Muhamad Fajar Riyandanu
8 Agustus 2024, 15:28
ai, kecerdasan buatan,
YouTube AI Revolution
Ilustrasi AI generatif
Button AI Summarize

Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) diperkirakan berkontribusi US$ 366 miliar atau Rp 5.816 triliun (kurs Rp 16.293 per US$) terhadap produk domestik bruto alias PDB Indonesia pada 2030.

Kontribusi AI terhadap perekonomian ASEAN diprediksi US$ 1 triliun dan global US$ 15,7 triliun pada 2030.

Akan tetapi, Menteri Komunikasi Budi Arie Setiadi menyebut masih ada ketimpangan dalam penggunaan AI di kawasan negara bagian utara dengan selatan. Hal ini terlihat dari besaran investasi pihak swasta terhadap pengembangan AI dan persentase pertumbuhan talenta global yang mayoritas tumbuh di negara kawasan utara.

Rincian investasi AI oleh swasta pada 2023 menurut kajian Universitas Standford sebagai berikut:

  • Amerika Serikat US$ 67,22 miliar
  • Cina US$ 7,76 miliar
  • Inggris US$ 3,78 miliar

Begitu juga dengan persentase pertumbuhan talenta AI global. Rinciannya sebagai berikut:

  • India 263%
  • Siprus 229%
  • Denmark 213%
  • Kanada 188%
  • Singapura 172%
  • Jerman 169%

"Perkembangan AI Global menujukkan kemajuan sangat signifikan pada 2030. Namun saat ini penggunaan AI masih didominasi oleh negara utara, seperti Amerika Serikat dan Inggris," kata Budi Arie saat memberikan sambutan pemukaan IBM AI Summit Indonesia 2024 di Hotel Ritz Carlton Jakarta pada Kamis (8/8).

Budi Arie menyampaikan faktor penyebab belum meratanya pengembangan AI di negara bagian selatan, yaitu:

  • Keterbatasan infrastruktur AI dan pendanaan
  • Minimunya platform untuk menjembatani kolaborasi dengan negara bagian utara
  • Belum adanya kesepakatan dan forum bersama yang menfasilitasi diskusi negara global south mengenai model tata kelola AI yang lebih mengakomodasi nilai-nilai negara berkembang
  • Ketiadaan transfer pengetahuan dari negara pengembang AI

"Mereka membatasi pengembangan model tata kelola AI yang sesuai dengan nilai budaya masing-masing negara," kata Budi Arie.

Teknologi AI kini dapat dimanfaatkan untuk mendukung berbagai kebutuhan bisnis. Menurut laporan survei McKinsey bertajuk The State of AI in 2022, sektor industri yang paling banyak menggunakan AI untuk pengembangan produk yakni jasa keuangan. Sebanyak 31% dari mereka memanfaatkan AI untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka.

Sektor lain yang masif menggunakan AI seperti jasa, telekomunikasi, layanan kesehatan, dan retail. Porsinya kurang dari 10%.

Perusahaan yang mengadopsi AI juga meningkat dari 20% pada 2017 menjadi 50% pada 2022 dengan total 1.492 responden.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...