Pemilik TikTok dan ByteDance Zhang Yiming Jadi Orang Terkaya di Cina

Desy Setyowati
13 September 2024, 14:34
Zhang Yiming, tiktok, bytedance,
The Information
Zhang Yiming
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Pemilik induk usaha TikTok yakni ByteDance Zhang Yiming menjadi orang terkaya di Cina, menurut Forbes Real-Time Billionaires List. Ia menggeser posisi pemimpin perusahaan minuman raksasa Nongfu Spring Zhong Shanshan.

Zhang Yiming memiliki kekayaan US$ 45,6 miliar atau Rp 702 triliun (kurs Rp15.421 per dolar AS) menurut perkiraan Forbes. Nilainya sedikit di atas Zhong US$ 43,3 miliar atau Rp 667 triliun.

Pria berusia 40 tahun itu mundur dari jabatannya sebagai CEO di ByteDance pad 2021.

Zhang Yiming memperoleh kekayaan bersih dari kepemilikan saham di induk usaha TikTok, ByteDance yang memiliki valuasi US$ 217 miliar, berdasarkan wawancara analis dan data platform perdagangan tempat investor dapat membeli dan menjual saham di perusahaan yang tidak terdaftar secara publik.

Valuasi ByteDance turun dibandingkan posisi puncak lebih dari US$ 400 miliar pada 2021, karena ketegangan geopolitik dan kemerosotan saham teknologi. Meski begitu,  kekayaan Zhang Yiming sekarang melampaui Zhong dari Nongfu Spring.

Zhong menjadi orang terkaya di Tiongkok selama tiga tahun berturut-turut. Taipan minuman berusia 69 tahun berjuang mengembangkan bisnis inti air minum dalam kemasan Nongfu Spring.

Saham perusahaan yang terdaftar di Hong Kong itu anjlok 7,5% sejak mengumumkan hasil sementara laporan keuangan 2024 pada 28 Agustus. Harga saham Nongfu Spring diperdagangkan pada harga terendah sejak penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada 2020.

Pada awal Agustus, Zhong kehilangan mahkota orang terkaya di Cina dari pendiri raksasa e-commerce PDD Holdings, Colin Huang. Akan tetapi, saham PDD yang terdaftar di Nasdaq anjlok 30% dalam semalam pada 26 Agustus, ketika manajemen memperkirakan pertumbuhan laba jauh lebih lambat.

Sementara itu, induk usaha TikTok ByteDance sedang berjuang di Mahkamah Agung Amerika atas perintah larangan atau divestasi yang ditandatangani oleh Presiden AS Joe Biden pada April.

Perintah tersebut memberi perusahaan Cina tersebut waktu hingga Januari 2025 untuk menjual TikTok di Amerika. Hal ini karena parlemen AS berpendapat bahwa kepemilikan ByteDance atas TikTok menimbulkan risiko keamanan nasional.

Di tengah ketidakpastian tersebut dan prospek IPO yang suram, beberapa investor ByteDance seperti perusahaan ventura milik miliarder Philippe Laffont, Coatue Management, dilaporkan mempertimbangkan untuk menjual sebagian saham mereka di pasar swasta.

Laffont telah meninggalkan dewan direksi ByteDance dan digantikan oleh miliarder Xavier Neil, yang memiliki raksasa telekomunikasi Prancis Iliad.

Meskipun menghadapi tantangan di luar negeri, bisnis domestik ByteDance berjalan relatif baik. Salah satu pendiri dan CEO broker-dealer Rainmaker Securities yang berbasis di AS Glen Anderson mengatakan, bisnis Cina yang sangat menguntungkan menjadi alasan investor tidak mengabaikan ByteDance setelah Joe Biden menandatangani perintah larangan atau divestasi.

ByteDance dilaporkan meningkatkan penjualan dari US$ 80 miliar pada 2022 menjadi $120 miliar tahun lalu. Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi alias EBITDA melonjak menjadi lebih dari US$ 40 miliar dari US$ 25 miliar pada 2022, menurut laporan Bloomberg.

Perusahaan tersebut menghasilkan pendapatan dari iklan digital yang dipasang di aplikasi mirip TikTok di Cina yakni Douyin, yang memiliki lebih dari 700 juta pengguna aktif harian di dalam negeri.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...