Telkom Desain Ulang Pusat Data di Batam supaya Bisa Pakai AI

Telkom mendesain ulang pusat data di Batam, Kepulauan Riau, agar kompatibel dalam adopsi teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).

"Memang harus diredesain mumpung 'belum ada barang ya' (pusat data belum selesai dibangun)," kata Direktur Group Business Development Telkom Honesti Basyir di Gedung Telkom Hub, Jakarta, Rabu (30/10).

Telkom juga menambah kapasitas listrik dari rencana 12 – 16 megawatt menjadi 21 - 30 megawatt per gedung. Perusahaan berpelat merah ini bakal membangun tiga gedung, sehingga kapasitas maksimal bisa mencapai 60 megawatt.

Pembangunan pusat data sudah dimulai, khusus untuk kampus alias gedung satu lantai. Honesti menargetkan pembangunan lantai satu selesai pada kuartal I 2025, namun seluruh fasilitas terbangun pada kuartal III 2025.

Telkom juga sudah melaksanakan proses prapenjualan. "Kami tidak ingin investasi. Kami ingin tenant yang datang," ujar dia.

Honesti enggan memerinci anggaran pembangunan data center di Batam tersebut. Sepengetahuannya, belanja modal untuk akuisisi lahan hingga konstruksi bisa mencapai US$ 10 juta - US$ 11 juta per megawatt.

Melansir laman Indonesia Financial Group, angka kebutuhan investasi pusat data dihitung berdasarkan jumlah kapasitas pusat data yang harus dipenuhi dikali asumsi investasi  tiap megawatt. Dengan penjelasan Honesti, bisa dihitung maksimal investasi pusat data Batam bisa mencapai US$ 660 juta atau sekitar Rp 9,9 triliun.

Sebelumnya, anak usaha Telkom yakni NeutraDC menyebut nilai investasi pembangunan pusat data ini Rp 1,4 triliun. Proyek ini merupakan hasil kerja sama dengan perusahaan telekomunikasi asal Singapura, Singapore Telecommunications alias Singtel.

“Proyek tersebut merupakan kerja sama dengan Singtel yang memiliki nilai investasi US$ 581 juta (Rp 8,71 triliun),” kata Telkom dalam siaran pers.