Kisah CEO Nvidia Jensen Huang: Dari Tukang Cuci Piring, Kini Berharta Rp 2.024 T
CEO Nvidia Jensen Huang dijadwalkan datang ke Indonesia hari ini (14/11) untuk menghadiri acara AI Day yang digelar oleh Indosat. Orang terkaya kesembilan di dunia versi Forbes ini sempat bekerja sebagai tukang cuci piring.
Miliarder berusia 61 tahun itu memiliki harta US$ 127,6 miliar atau Rp 2.024 triliun (kurs Rp 15.864 per US$) per 13 November, menurut data Forbes.
Jensen Huang lahir di Taiwan pada 17 Februari 1963. CEO Nvidia ini berimigrasi ke Amerika Serikat saat masih kecil dan tumbuh besar di Oregon.
Selama akhir 1970-an dan awal tahun 1980-an, ia bekerja di Denny's, mulai dari tukang cuci piring hingga akhirnya naik jabatan menjadi pelayan. Peran-peran ini, meskipun sederhana, ditampilkan secara menonjol di profil LinkedIn Jensen Huang, yang memerinci karier awalnya selama 1978 hingga 1983.
Dalam obrolan santai dengan CEO Stripe Patrick Collison, Jensen Huang mengenang berbagai macam pekerjaan yang ia lakukan saat masih muda.
“Orang tua saya tidak kaya tetapi mengajarkan nilai kerja keras,” kata Huang kepada Patrick, dikutip dari The Economic Times, pada Agustus. CEO Nvidia ini menekankan bagaimana pekerjaan awalnya mengajarkan kedisiplinan dan ketahanan, membentuk etos kerja dan gaya kepemimpinannya.
Bahkan, Denny’s menjadi saksi sejarah pembentukan Nvidia. Jensen Huang mendirikan Nvidia bersama dengan Christopher Malachowsky dan Curtis Priem saat berusia 30 tahun.
Dilansir dari Fortune, saat itu kedua temannya masih menjadi teknisi di Sun Microsystems. Mereka sudah merencanakan untuk keluar dari perusahaan itu, karena kalah dalam politik kantor.
Ketiganya bertemu di restoran Denny’s dekat rumah Jensen Huang untuk mendiskusikan teknologi baru yakni komputasi berbasis grafis. Usai percakapan itu, Huang mendapat pertimbangan yang cukup untuk meninggalkan pekerjaannya di LSI.
Huang pernah menjabat sebagai direktur CoreWare di LSI Logic dan perancang mikroprosesor di Advanced Micro Devices (AMD).
“Kami percaya model komputasi ini bisa menyelesaikan masalah yang tidak bisa diselesaikan komputasi fundamental,” kata Jensen Huang dilansir dari Fortune. “Di waktu yang sama, video gim punya masalah komputasi yang menantang serta volume penjualan yang tinggi.”
Bermodalkan US$ 40 ribu di rekening bank, Nvidia lahir. Awalnya perusahaan belum memiliki nama. Hanya file yang diberi nama yakni NV alias next version.
Ketiganya memikirkan nama perusahaan berawalan NV. Kata yang ditemukan justru berasal dari bahasa Latin yakni invidia yang berarti kecemburuan.
Jensen Huang Terinspirasi Tukang Kebun
Pelajaran terbesar dalam karier Jensen Huang tidak datang dari seorang mentor atau sesama CEO perusahaan teknologi. Pelajaran ini datang dari seorang tukang kebun yang ditemuinya saat bepergian ke luar negeri.
“Saya dulu bekerja dari salah satu kantor internasional Nvidia selama sebulan setiap musim panas,” kata Jensen Huang dalam pidato di Institut Teknologi California, dikutip dari CNBC Internasional, pada Juni. “Ketika anak-anak kami masih remaja, kami menghabiskan musim panas di Jepang. Pada akhir pekan, kami mengunjungi Kyoto dan Kuil Paviliun Perak.”
Saat di sana, Huang bertemu dengan seorang pria yang sedang bekerja di taman yang luas. “Hari itu sangat panas, lembap, dan lengket,” kenang Huang.
Namun, pria itu dengan tekun merawat lumut meskipun cuaca sangat panas. Ia hanya menggunakan penjepit bambu untuk menyisir dedaunan, yang awalnya membuat Huang bingung.
“Saya menghampirinya dan berkata, ‘apa yang sedang kamu lakukan?’” tanya Huang. “Dia berkata, ‘Saya sedang mencabuti lumut yang mati. Saya sedang merawat kebun saya.’ Dan saya berkata, ‘Tapi kebun Anda sangat luas.’ Dan dia menjawab, ‘saya merawat kebun saya selama 25 tahun. Saya punya banyak waktu’.”
Interaksi mereka singkat. “Akan tetapi, kata-kata tukang kebun itu menjadi salah satu pelajaran paling mendalam dalam hidup saya,” kata Huang. “Itu benar-benar mengajarkan saya sesuatu. Tukang kebun ini mendedikasikan dirinya pada keahliannya dan melakukan pekerjaan hidupnya. Dan ketika Anda melakukan itu, Anda punya banyak waktu.”
Dengan memprioritaskan waktunya secara bijak, Huang mengatakan dia dapat berfokus pada hal yang paling penting baginya yaitu membantu karyawan tumbuh dan berkembang.
“Saya menghabiskan setiap pagi dengan cara yang sama,” kata Jensen Huang. “Saya memulai setiap pagi dengan mengerjakan pekerjaan yang paling penting terlebih dahulu. Bahkan sebelum saya mulai bekerja, hari saya sudah sukses. Saya sudah menyelesaikan pekerjaan terpenting saya dan dapat mendedikasikan hari saya untuk membantu orang lain. Ketika orang meminta maaf karena mengganggu saya, saya selalu berkata, ‘saya punya banyak waktu.’ Dan memang begitu.”
Pada akhir pidato, Huang mengungkapkan nasihatnya kepada para wisudawan dan wisudawati.
“Saya harap Anda menemukan keahlian yang ingin Anda dedikasikan seumur hidup untuk menyempurnakannya, untuk menampung keterampilan pekerjaan hidup Anda,” kata dia. “Ada begitu banyak hal yang terjadi, ada begitu banyak hal yang harus dilakukan, tetapi prioritaskan hidup Anda. Anda akan punya waktu.”
Nvidia Jadi Perusahaan Termahal di Dunia
Nvidia melantai di Nasdaq dengan harga US$ 12 per lembar saham pada 22 Januari 1999. Kini Nvidia menjadi produsen cip yang sempat menjadi perusahaan termahal di dunia, mengalahkan Apple pada akhir Oktober (26/10), versi data London Stock Exchange Group atau LSEG.
Nilai pasar saham Nvidia sempat menyentuh US$ 3,53 triliun atau lebih tinggi dibandingkan Apple US$ 3,52 triliun.
Nvidia juga pernah menjadi perusahaan termahal di dunia pada Juni. Data LSEG menunjukkan kapitalisasi pasar perusahaan asal Amerika ini US$ 3,34 triliun atau Rp 54,74 kuadriliun pada 18 Juni.
Nilai pasar perusahaan semikonduktor itu naik dari US$ 2 triliun atau Rp 32,8 kuadriliun menjadi US$ 3 triliun alias Rp 49,17 kuadriliun hanya dalam 96 hari.
Menurut Bespoke Investment Group, Microsoft membutuhkan 945 hari untuk beralih dari US$ 2 triliun ke US$ 3 triliun. Sementara itu, Apple membutuhkan 1.044 hari.
Harga saham Nvidia naik sekitar 18% sejak awal Oktober, didorong oleh tren kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI). Pendanaan baru OpenAI juga mendorong saham semikonduktor, termasuk Nvidia pada perdagangan akhir bulan lalu (26/10).
Berkat saham Nvidia yang terus meningkat, kekayaan Jensen Huang pun terkerek hingga menjadi orang terkaya kesembilan di dunia.
Nvidia Akan Bangun Pusat AI di Solo
Nvidia bersama Indosat berkomitmen membangun pusat AI di Solo Technopark tahun depan. “Insha Allah tahun depan groundbreaking,” ujar SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Steve Saerang di kantornya, pekan lali (8/11).
Pusat AI itu akan dibangun di Solo Technopark, kawasan sains dan teknologi yang terletak di Jl Ki Hajar Dewantara No 19 Jebres, Surakarta.
Ada beberapa perusahaan global yang berkomitmen dalam pengembangan pusat AI tersebut, yakni Google, Nvidia hingga Northstar. Produsen cip Nvidia disebut bakal berinvestasi US$ 200 juta atau sekitar Rp 3 triliun untuk pusat AI ini.
Pusat AI di Solo itu akan memiliki empat fasilitas, di antaranya:
- Sandbox yakni program inkubasi dan akselerasi untuk startup yang akan meluncurkan suatu inovasi
- Pusat pelatihan talenta
- Pusat riset berupa center of excellence
- Lokasi pertemuan pakar
Steve belum mau memerinci detail pusat AI di Solo tersebut, baik terkait kapasitas maupun anggaran yang dikeluarkan.
Pembangunan pusat AI di Solo itu akan dimulai tahun depan dan diharapkan selesai kurang dari dua tahun. Dengan begitu, fasilitas ini diharapkan bisa digunakan pada 2027.