CEO NVIDIA Jensen Huang: Kita Sekarang Punya Sahabat AI
Founder dan CEO NVIDIA Jensen Huang mengatakan, masyarakat Indonesia harus bisa melakukan pengembangan kecerdasan buatan (AI) berdasarkan kebutuhan mereka sendiri. Menurut dia, Sahabat AI adalah contoh bagus pengembangan AI yang merespons karakter keberagaman budaya di Indonesia.
Jensen berujar, berbagai dampak penggunaan AI harus menjadi kesadaran bersama masyarakat Indonesia, misalnya dengan kolaborasi antara perusahaan dan pemerintah. Menurut Jensen, yang paling memahami masalah di Indonesia secara tepat yakni masyarakat Indonesia sendiri.
“Maka dari itu, kita harus melihat peluang dari berbagai kemungkinan yang ada. Jika kita melihat sesuatu yang menginspirasi, mengapa kita tidak melakukannya,” kata Jensen dalam sesi University Fireside Chat Bridging Minds & Machine: AI, Human Connection, and Future Talent, di Indonesia AI Day, Kamis (14/11), di Jakarta Selatan.
Kemunculan Sahabat AI, ujar Jensen, perlu mendapat apresiasi. Sebab, Sahabat AI menggunakan pengembangan ekosistem Large Language Model (LLM) yang dapat mengenali, menghasilkan teks, serta memproses beragam bahasa lokal di Indonesia, misalnya dari Jawa hingga Sunda.
“Anda sekarang memiliki sistem operasi kecerdasan buatan. Kita sekarang memiliki Sahabat, dari situ Anda bisa melakukan banyak hal sesuai budaya di Indonesia seperti pertanian misalnya,” tambah Jensen.
Jensen menambahkan, pengembangan sekaligus pemanfaatan AI di Indonesia di masa depan, adalah cerminan dari budaya dan definisi tentang nilai-nilai Indonesia. Bila Indonesia merupakan negara agraris dengan corak pertanian yang dominan, pertanyaan pengembangannya yakni bagaimana menerapkan AI dalam industri pertanian.
“Definisi Anda tentang norma sosial, yang berarti bahwa Anda harus menciptakan pagar pembatas yang diperlukan, pembelajaran penguatan yang diperlukan sehingga kita dapat menyesuaikan undang-undang ini dengan norma-norma sosial," kata Jensen.
Di sisi lain, Jensen menerangkan langkah awal untuk pengembangan AI bisa dilakukan dengan menarik talenta-talenta terbaik untuk adopsi pembelajaran. Langkah selanjutnya yakni membuat ekosistem di dalam negeri untuk para wirausahawan maupun inovator yang ingin terus berkembang, terutama untuk pengembangan AI.
“Perlu juga mengenali apa sifat spesifik budaya anda, maupun apa sifat spesifik budaya Anda, dengan itu Anda mampu melakukannya. Selama Anda mempunyai kemauan untuk melakukannya, ini akan menjadi saat yang luar biasa,” kata Jensen.
Dalam sesi yang berbeda, Presiden Direktur and CEO, Indosat Ooredoo Hutchison (IoH) Vikram Sinha mengatakan, peluncuran Sahabat-AI sebagai inovasi kolaboratif ini merupakan bukti nyata perusahaan terhadap kedaulatan AI di Indonesia.
“Sahabat-AI bukan sekadar pencapaian teknologi, tapi juga wujud dari visi masa depan Indonesia, di mana kedaulatan digital dan inklusivitas berjalan beriringan,” kata Vikram dalam ajang Indonesia AI Day pada sesi Inauguration of Sahabat AI.
Adapun Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie menerangkan, penggunaan AI bisa dilakukan asalkan kemampuan berpikir manusia bisa dijaga dengan mumpuni. Ada dua cara terbaik untuk menjaga kemampuan berpikir, yaitu human focus skills dan system thinking.
Guru Besar di Tsinghua University China ini mengatakan, selain fokus kemampuan, manusia juga perlu kemampuan berinteraksi dengan manusia lain untuk dapat bekerja sama. Hal ini bisa dipelajari lewat system thinking yang fokus pada sistem berinteraksi yang tidak dapat dilakukan oleh AI.
Menurutnya, AI juga memiliki kekurangan yang tidak dimiliki oleh manusia. Hal ini mencakup naluri, dan juga pengalaman-pengalaman yang bisa mengasah kreativitas. Apalagi, jika manusia bisa mengasahnya dengan baik maka manusia tidak akan kalah dengan AI dan dapat menyelaraskan kehadirannya.
"Di pendidikan dasar tujuan kita adalah mengajarkan pemahaman dasar tentang berbagai pengetahuan. Sedangkan pendidikan tinggi mengajarkan mahasiswa menciptakan ilmu baru," ujar Stella di sesi University Fireside Chat Bridging Minds & Machine: AI, Human Connection, and Future Talent.