AI Bisa Bantu Industri Kreatif Indonesia Berkembang

Ringkasan
- PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), anak usaha Grup Barito Pacific yang dimiliki Prajogo Pangestu, telah diakui dalam FTSE Global Equity Index Quarterly periode Juni 2024, menandai pencapaian penting dalam kapitalisasi pasar dengan nilai Rp 1.505,9 triliun dan posisi teratas di pasar saham.
- Masuknya BREN ke dalam FTSE Global Equity Index menunjukkan kepercayaan dan apresiasi pasar terhadap strategi bisnis jangka panjang dan langkah ekspansif perusahaan, terutama dalam mendukung transisi energi Indonesia menuju net zero dengan diversifikasi portfolio energi terbarukan seperti pembangkit tenaga angin.
- Keberhasilan BREN mencerminkan tren positif bagi emiten di sektor energi baru terbarukan dan teknologi di Indonesia, dengan sahamnya menjadi salah satu penggerak utama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan menegaskan posisi pentingnya dalam mendorong inovasi dan pertumbuhan sektor strategis di bursa saham Indonesia.

Keberadaan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) memiliki banyak manfaat, salah satunya bisa membantu dalam efisiensi proses kreatif. Hal ini diungkapkan oleh Herry Budiazhari Salim, Group President and CEO Visinema Studios.
“Saat ini kita harus pendekatannya dari sisi bahwa AI harus menjadi alat (untuk membantu),” ujar Herry pada sesi “AI in Creative, Friend or Foe” di acara Indonesia AI Day yang berlangsung di Jakarta, Kamis (14/11).
Ia menuturkan, dalam hal kreativitas banyak yang bisa dilakukan AI untuk membantu efisiensi proses, misalnya pada pembuatan cerita animasi. Selain itu, Indonesia memiliki ribuan produk budaya yang mungkin bisa dimanfaatkan dengan AI menjadi produk kreatif yang memiliki resonansi internasional.
Pada produk batik misalnya, bisa dikombinasikan dengan menggunakan AI untuk bisa menemukan gaya baru yang inovatif. Herry mengatakan, kita bisa menggunakan prompt sebagai instruksi kepada sistem AI untuk menyaring gaya universal yang relevan dengan batik. Sebagainya hasilnya akan keluar desain evolusi batik modern yang diterima di dunia.
“Dalam industri kreatif ini sangat berpengaruh untuk baik secara waktu maupun biaya. Jadi ini bisa sangat mendorong industri kreatif kita,” katanya.
Pada sesi yang sama, AI Content Creator & Developer Anjas Maradita mengatakan, AI bisa menjadi sedikit ancaman untuk orang yang tidak memakainya. Dalam konteks ekonomi kreatif, menurutnya saat ini sekitar 70 persen konten kreatif bisa diproduksi dengan AI.
“Eksekusi ide (menggunakan AI) emangnya bisa? Di dunia kreasi konten, itu bisa hampir 95 persen. Sekarang saya sudah enggak syuting selama setahun, semua yang ada di media sosial saya itu AI,” tutur Anjas.
Lebih jauh, Anjas mengatakan, saat ini perusahaan ada yang memanfaatkan AI menjadi sebuah komoditas dan valuasi perusahaannya bisa mencapai triliunan. “Sekarang perusahaan yang ngejalanin ini (AI) valuasinya sampai Rp8 triliun karena permintaannya sangat tinggi, berarti ini sudah menjadi satu komoditi baru,” katanya.
Pada kesempatan yang berbeda di sesi “Live Painting + Comic”, Stand Up Comedian Mo Sidik menuturkan, sampai saat ini pekerjaannya sebagai seorang komika dan penulis film belum tergantikan oleh AI. “Tapi, sangat terbantu dengan riset dan analisisnya,” katanya.
Menurutnya keberadaan teknologi seperti internet dan AI bisa menjadi bermanfaat apabila digunakan dengan baik. Hanya fenomena yang terjadi sebaliknya. Sebagai contoh, Mo Sidik mengatakan, ketika internet semakin merata yang tinggi malah aktivitas judi online.
“Di Indonesia AI bisa bermanfaat kalau dipakai oleh pengguna yang baik. Pemerintah kayaknya perlu melakukan edukasinya dulu,” katanya.
Lebih lanjut, berdasarkan pengalamannya di industri kreatif, AI belum bisa diberikan instruksi yang sifatnya hanya di permukaan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Hal ini pula yang mungkin membuat orang masih enggan memanfaatkan AI.
“AI enggak bisa dipakai sebagai “raw” saja. Coba saja minta Chat GPT buat bikin jokes, hancur isinya. Nah, sekarang yang lagi dikulik orang itu konsistensi, misalnya ketik generate gambar terus generate lagi hasilnya bisa beda,” katanya.
Indonesia AI Day 2024 merupakan forum untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan, serta mendorong kolaborasi dalam mendukung kedaulatan AI di Indonesia. Di samping itu, perhelatan ini mengeksplorasi potensi besar AI bagi ekonomi digital Indonesia, serta pengaruhnya di tingkat global.
Dengan mengusung tema Unleashing Indonesia’s AI Sovereignty, perhelatan ini menjadi etalase yang mempertemukan pemerintah, pebisnis, dan pelaku industri, serta praktisi AI termasuk peneliti, developer, dan engineer untuk berkolaborasi dalam menciptakan inovasi AI di berbagai ekosistem.