Dampak Merger XL Axiata dan Smartfren ke Harga dan Kecepatan Internet

Desy Setyowati
11 Desember 2024, 13:59
XL axiata dan Smartfren merger,
XL Axiata
XL dan Smartfren
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

XL Axiata dan Smartfren resmi merger dengan nilai gabungan Rp 104 triliun atau US$ 6,5 miliar. XL Axiata menjadi entitas yang bertahan, sedangkan Smartfren dan SmarTel bergabung menjadi XLSmart.

Group Chief Executive Officer Axiata Group Vivek Sood mengatakan merger XL Axiata dan Smartfren menjadi XLSmart akan membuka jalan bagi Indonesia dan ASEAN yang lebih terkoneksi. Selain itu, mengurai permasalahan kesenjangan digital.

Viviek menilai merger XL Axiata dan Smartfren memungkinkan perusahaan memenuhi kebutuhan infrastruktur yang unik bagi Indonesia sebagai negara kepulauan, dengan meningkatkan cakupan dan kualitas layanan, berbagai pilihan produk, dan perbaikan kualitas jaringan.

“Axiata memiliki keahlian dalam mengeksekusi merger yang sukses dan memberikan nilai bagi para pemegang saham, dan kami bersemangat membawa keahlian ini ke XLSmart," kata Viviek dalam keterangan pers, Rabu (11/7).

Dalam laporan untuk analis dan investor, XL Axiata memiliki 58,6 juta pelanggan dan Smartfren 35,9 juta. Jumlah pelanggan kedua perusahaan 94,5 juta.

Merger XL Axiata dan Smartfren juga akan memperkuat kualitas layanan jika dilihat dari sisi spektrum frekuensi yang dimiliki, sebagai berikut:

Total spektrum XL Axiata dan Smartfren setelah merger dan perbandingannya dengan operator seluler lain
Total spektrum XL Axiata dan Smartfren setelah merger dan perbandingannya dengan operator seluler lain (XL Axiata)

“XLSmart mendapatkan skala yang cukup di spektrum, sehingga bisa bersaing dengan perusahaan telekomunikasi lain di Indonesia. Kepemilikan spektrum yang lebih besar memberikan kapasitas berlebih bagi XLSmart untuk meningkatkan layanan jaringan internet,” demikian dikutip dari laporan tersebut.

XL Axiata dan Smartfren juga akan mengoptimalisasi jaringan dengan menonaktifkan 20% - 30% yang tumpah tindih.

Merujuk pada merger XL dan Axiata pada 2014 serta Indosat dan Hutchison 3 Indonesia pada 2022, XL Axiata dan Smartfren optimistis ARPU atau pendapatan rata-rata per pengguna akan meningkat. Rinciannya sebagai berikut:

XL dan Axiata:

  • 2013: Rp 30 ribu
  • 2014: Rp 30 ribu
  • 2015: Rp 32 ribu
  • 2016: Rp 33 ribu

Indosat dan Hutchison 3 Indonesia:

  • 2021: Rp 36 ribu
  • 2022: Rp 39 ribu
  • 2023: Rp 41 ribu
  • Semester I 2024: Rp 42 ribu

Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung atau ITB Ian Yosef M Edward pada Mei menyampaikan, merger XL Axiata dan Smartfren akan membuat harga internet lebih murah dan kecepatan meningkat.

“Seharusnya dengan merger akan terjadi efisiensi, sehingga berdampak terhadap kecepatan dan harga internet,” kata Yosef kepada Katadata.co.id, pada Mei (16/5).

Peneliti telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung atau ITB Agung Harsoyo mengatakan, industri telekomunikasi menjadi lebih efisien jika XL Axiata dan Smartfren bergabung. Jumlah pemain yang lebih sedikit mendorong sharing infrastruktur atau sumber daya, sehingga kualitas layanan meningkat.

“Sumber daya pita frekuensi dengan teknologi 4G dapat diagregasikan, sehingga kecepatan internet pelanggan meningkat,” kata Agung kepada Katadata.co.id, pada April (26/4).

Dari sisi harga, menurut dia biaya layanan internet di Indonesia sudah terjangkau. Ia menjelaskan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan harga internet.

“Merger atau konsolidasi, kalaupun berpengaruh terhadap harga, tidak akan banyak. Sebab biaya lain tidak turun, bahkan bisa jadi makin naik,” Agung menambahkan.

Reporter: Amelia Yesidora

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...