Nasib Pelanggan Setelah XL Axiata dan Smartfren Merger
XL Axiata dan Smartfren resmi merger pada hari ini (11/12). Apakah pelanggan perlu mengalihkan layanan setelah aksi korporasi ini?
XL Axiata menjadi entitas yang bertahan, sedangkan Smartfren dan SmarTel bergabung menjadi XLSmart.
Group CEO and Managing Director Axiata Vivek Sood menyampaikan layanan XL Axiata dan Smartfren tidak bergabung meski perusahaan merger. Dengan begitu, pengguna tidak perlu mengalihkan layanan ke XLSmart selaku nama perusahaan hasil merger.
“Brand XL Axiata dan Smartfren berlanjut. Kami tetap memiliki tiga brand,” ujar Vivek Sood dalam konferensi pers, Rabu (11/12).
Vivek menyatakan Axiata tidak akan mengganggu status quo pelanggan untuk ketiga jaringan yang merger. “Ketiga operator seluler ini berada di segmen yang berbeda di Indonesia,” kata dia.
Presiden Direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini memastikan tidak ada gangguan layanan usai merger. “Kami akan mengusahakan tidak terjadi gangguan terhadap layanan pelanggan selama proses merger ini,” katanya.
Ia juga menyampaikan layanan akan meningkat setelah merger, karena spektrum bertambah berkat gabungan ketiga perusahaan. Rinciannya sebagai berikut:
XL Axiata memiliki 58,6 juta pelanggan per kuartal III dan Smartfren 35,9 juta. Jika dijumlahkan maka totalnya 94,5 juta.
Perusahaan menargetkan proses merger rampung semester pertama 2025. XL Axiata dan Smartfren sudah menyerahkan dokumen merger kepada Kementerian Komunikasi dan Digital alias Komdigi serta Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.
Proses persetujuan itu dilakukan sekitar tiga bulan.
Usai mengantongi izin dari Komdigi, OJK, dan BEI, perusahaan bakal menanti persetujuan dari Bursa Efek Malaysia. Perusahaan kemudian akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa alias RUPSLB. Proses persetujuan pemangku kepentingan sekitar 1,5 hingga dua bulan.