Kemenaker Temui eFishery Pekan Depan, Bahas Dugaan Fraud?


Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer akan berkunjung ke kantor eFishery di Bandung, Jawa Barat, pekan depan. Apakah kunjungan ini terkait dugaan fraud atau kecurangan yang dilakukan oleh manajemen?
Immanuel menyampaikan kunjungan tersebut meminta klarifikasi terkait Pemutusan Hubungan Kerja alias PHK. Namun ia tidak memerinci apakah akan termasuk membahas dugaan fraud eFishery.
eFishery sudah melakukan PHK terhadap 100 karyawan bulan ini. “PHK coba ditahan dulu, supaya tidak ada yang kedua. Apalagi fraud dilakukan manajemen, jangan pekerja yang dikorbankan,” kata dia usai bertemu Serikat Pekerja PT Multidaya Teknologi Nusantara atau SPMTN di kantornya, Jakarta, Jumat (31/1).
Oleh karena itu, Kementerian Ketenagakerjaan akan berkunjung ke kantor eFishery. “Mungkin minggu depan. Bergantung pada undangan,” ujar dia.
Karyawan eFishery sekaligus perwakilan SPMTN Risyad menyebutkan jumlah pekerja sekitar 1.800. Mulai Februari, jumlahnya berkurang menjadi sekitar 1.500.
“Selisihnya yang terkena PHK. Untuk spesifik divisinya, kami tidak tahu, tetapi yang jelas merata terutama tenaga kerja kontrak yang paling banyak dipangkas,” kata Risyad.
Sebanyak 100 di antaranya di-PHK bulan ini. Sepengetahuan Risyad, pegawai yang di-PHK mendapatkan hak-haknya. Akan tetapi, perusahaan tidak memerinci alasan PHK.
Ia menyampaikan manajemen eFishery kurang responsif memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan di tengah isu fraud atau kecurangan. Di satu sisi, perusahaan masih menyetop operasional.
Isu penggelembungan dana eFishery awalnya dilaporkan oleh DealStreetAsia pada medio Desember 2024. Setelah itu, startup perikanan ini membebastugaskan sementara jabatan Gibran Huzaifah sebagai CEO dan Chief Product Officer Chrisna Aditya.
Startup jumbo itu menunjuk Adhy Wibisono sebagai CEO interim menggantikan Gibran Huzaifah. Sementara itu, Albertus Sasmitra ditunjuk sebagai CFO interim eFishery menggantikan Adhy.
Namun eFishery belum mengomentari dugaan penyelewengan dana perusahaan. Juru bicara hanya menyampaikan keputusan itu diambil bersama shareholder.
Laporan FTI Consulting setebal 52 halaman yang diedarkan di antara investor dan ditinjau oleh Bloomberg News menyebutkan manajemen menggelembungkan laporan keuangan eFishery. Rinciannya sebagai berikut:
- eFishery menyampaikan kepada investor bahwa perusahaan untung US$ 16 juta atau Rp 261,3 miliar dan meraup pendapatan US$ 752 juta atau Rp 12,3 triliun selama Januari – September 2024. Padahal sebenarnya eFishery merugi US$ 35,4 juta atau Rp 578 miliar. Pendapatan startup perikanan ini diperkirakan US$ 157 juta atau Rp 2,6 triliun.
- Secara keseluruhan, pembukuan internal menunjukkan kerugian yang dipertahankan eFishery sekitar US$ 152 juta atau selama Januari - November 2024. Total aset perusahaan US$ 220 juta, termasuk US$ 63 juta dalam bentuk piutang dan US$ 98 juta berupa investasi.
- Selain itu, eFishery melaporkan jumlah mitra pembudidaya ikan lebih dari 400 ribu. Namun ternyata hanya 24 ribu.
"Manajemen telah menggelembungkan pendapatan hampir US$ 600 juta dalam sembilan bulan per September 2024" demikian isi laporan itu dikutip dari Straits Times, Rabu (22/1). Jika benar, maka lebih dari 75% dari angka yang dilaporkan adalah palsu, menurut laporan tersebut.
“Manajemen juga menggelembungkan angka pendapatan dan laba untuk beberapa tahun sebelumnya,” demikian dikutip.
Laporan FTI Consulting itu didasarkan pada lebih dari 20 wawancara dengan staf perusahaan dan tinjauan terhadap akun dan pesan di WhatsApp, Slack, dan saluran lainnya.
Draf laporan tersebut mencatat para penyelidik belum berbicara dengan auditor atau meninjau kertas kerja audit atau dokumentasi lainnya. Angka-angka tersebut kemungkinan besar akan berubah lebih lanjut, karena laporan bank, wawancara, dan akun-akun lain masih belum ditemukan atau diselesaikan.
Temasek dan SoftBank menolak berkomentar, sementara perwakilan dari FTI dan G42 tidak segera menanggapi pertanyaan yang diajukan.
Katadata.co.id mengonfirmasi hal itu kepada manajemen eFishery. Akan tetapi, mereka tidak bisa memberikan tanggapan.
Katadata.co.id juga sudah mengonfirmasi kepada tim komunikasi eFishery melalui email. Namun belum juga ada tanggapan.
Begitu juga dengan Gibran yang belum memberikan respons atas permintaan konfirmasi melalui WhatsApp.