Bursa Kripto Bybit Diduga Diretas Hacker Korea Utara, Disebut Pencurian Terbesar

Ringkasan
- Gapki menilai wacana perluasan lahan sawit oleh Presiden Prabowo bertujuan untuk swasembada energi nasional, karena produksi kelapa sawit dalam negeri sedang mengalami stagnasi.
- Gapki mendukung peningkatan produktivitas melalui peremajaan sawit, sekaligus mengusulkan penanaman di lahan terdegradasi untuk mempercepat penyediaan minyak sawit untuk energi.
- Presiden Prabowo berencana menambah lahan sawit untuk menangkap peluang permintaan global yang tinggi, dan meyakini kelapa sawit memiliki dampak positif sebagai penyerap karbon.

Bursa kripto Bybit mengumumkan pada Jumat (21/2) waktu setempat bahwa sistem mengalami serangan siber atau hack. Hal ini mengakibatkan kerugian 401.346 Ethereum atau US$ 1,5 miliar alias Rp 24,5 triliun (kurs Rp 16.310 per US$).
Besarnya kripto yang dibobol diperkirakan menjadi pencurian kripto terbesar dalam sejarah. Pencurian ini langsung memicu penarikan dana dari Bybit, karena pengguna khawatir akan potensi kebangkrutan.
CEO Bybit Ben Zhou mengatakan arus keluar dana telah stabil. Untuk meyakinkan pelanggan, ia mengumumkan bahwa Bybit telah mendapatkan pinjaman dari mitra yang tidak disebutkan namanya, untuk menutupi kerugian yang tidak dapat dipulihkan dan mempertahankan operasi.
“Mohon yakinlah bahwa semua dompet panas dan dingin lainnya aman,” kata Ben Zhou lewat unggahan di X, Jumat (21/2). “Semua penarikan berjalan normal.”
Dompet dingin adalah jenis dompet kripto yang tidak terhubung ke internet. Dompet dingin sering kali berupa perangkat fisik, seperti thumb drive, yang menyimpan kunci pribadi secara offline.
Sementara itu, dompet panas adalah dompet kripto yang selalu terhubung ke internet atau perangkat lain yang terhubung. Dompet panas digunakan sebagai penyimpanan kunci sementara, yang berfungsi untuk mengirim dan menerima mata uang kripto.
"Bahkan jika kerugian akibat peretasan ini tidak dipulihkan, semua aset klien didukung 1 banding 1, kami dapat menutupi kerugian tersebut," kata Ben Zhou dikutip dari Anadolu.
Perusahaan analisis blockchain, termasuk Elliptic dan Arkham Intelligence, melacak kripto yang dicuri saat dipindahkan ke berbagai akun dan segera dijual.
Nilai yang dicuri oleh hacker kali ini jauh melampaui pencurian sebelumnya di sektor ini, menurut Elliptic. Misalnya, Poly Network yang mengalami kerugian US$ 611 juta pada 2021 dan Binance yang dikuras US$ 570 juta pada 2022 oleh hacker.
Analis di Elliptic kemudian menghubungkan serangan itu dengan Lazarus Group dari Korea Utara, kelompok hacker yang disponsori negara yang terkenal karena menyedot miliaran dolar dari industri mata uang kripto.
Kelompok itu dikenal karena mengeksploitasi kerentanan keamanan untuk mendanai rezim Korea Utara, sering kali menggunakan metode pencucian uang yang canggih untuk mengaburkan aliran dana.
“Kami telah memberi label alamat pencuri di perangkat lunak kami, untuk membantu mencegah dana ini dicairkan melalui bursa lain,” kata Kepala Ilmuwan di Elliptic Tom Robinson melalui email dikutip dari CNBC Internasional, Sabtu (22/2).
Riwayat Lazarus Group dalam menargetkan platform kripto dimulai pada 2017, ketika kelompok hacker ini menyusup ke empat bursa Korea Selatan dan mencuri bitcoin US$ 200 juta.
Saat lembaga penegak hukum dan firma pelacakan kripto berupaya melacak aset yang dicuri, para pakar industri memperingatkan bahwa pencurian skala besar tetap menjadi risiko mendasar.
“Semakin sulit kita mendapatkan keuntungan dari kejahatan seperti ini, semakin jarang kejahatan itu terjadi,” tulis Robinson dari Elliptic unggahan.