Saham Tesla Anjlok, Elon Musk Kehilangan Rp 2.663 Triliun Setelah Jadi Pejabat


Kekayaan Elon Musk berkurang US$ 163 miliar atau Rp 2.663,4 triliun (kurs Rp 16.340 per US$) jika dibandingkan level tertinggi pada Desember 2024. Salah satu penyebabnya yakni harga saham Tesla anjlok.
Harga saham Tesla anjlok 15% menjadi US$ 222,15 pada perdagangan Senin (10/3). Harganya anjlok 50% lebih dibandingkan level puncak pada 17 Desember 2024 US$ 479,86 dan menghapus kapitalisasi pasar lebih dari US$ 800 miliar.
Kekayaan Elon Musk sempat mencapai level tertinggi US$ 464 miliar pada 17 Desember 2024. Jika menghitung dari posisi ini, hartanya berkurang US$ 163 miliar menjadi US$ 301 miliar per Senin (10/3), menurut data Bloomberg Billionaire Index.
Namun jika menghitung sejak ia menjabat sebagai pemimpin Departemen Efisiensi Pemerintah atau DOGE per 13 November 2024, kekayaannya berkurang sekitar US$ 50 miliar atau Rp 817 triliun, merujuk data pada laporan Business Standard.
Elon Musk menyampaikan dirinya menghadapi kesulitan besar saat bekerja sebagai pejabat pemerintahan Donald Trump sekaligus menjadi CEO. Hal ini disampaikan terkait nilai pasar saham Tesla yang turun US$ 130 miliar akibat aksi jual besar-besaran di Wall Street.
“Saya melakukan dengan susah payah,” kata Elon Musk dalam wawancara di Fox Business setelah jam kerja pada Senin (10/3), ketika ditanya bagaimana mengelola bisnis sambil menjalankan perannya di Gedung Putih.
Ia juga mengurus bisnis X atau Twitter, yang eror pada Senin (10/3). Selain itu, perusahaan kedirgantaraan miliknya, SpaceX, sedang menyelidiki dua ledakan berturut-turut selama uji terbang roket Starship.
Meski begitu, Elon Musk berharap untuk tetap berada di pemerintahan Donald Trump selama satu tahun lagi.
Setelah siaran tersebut, orang terkaya di dunia versi Bloomberg itu membuat cuitan di X, “Semuanya akan baik-baik saja dalam jangka panjang,” ujar dia merujuk pada penurunan tajam harga saham Tesla.
Para investor di Tesla khawatir bahwa pekerjaan Elon Musk yang memimpin DOGE untuk memangkas pengeluaran pemerintah, mengalihkan perhatiannya dari menjalankan perusahaan yang meliputi Tesla, SpaceX, X, dan xAI.
Baru-baru ini, instansi DOGE yang dipimpin oleh Elon Musk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja alias PHK besar-besaran tenaga kerja federal atas perintah Trump. Setelah itu, mobil hingga pengisian daya kendaraan Tesla dilempar bom molotov dan menghadapi vandalisme.
"Pandangan publik tampaknya tertuju pada apa yang dilakukannya untuk pemerintah federal. Jadi, jika Anda seorang pemegang saham, Anda pasti bertanya-tanya apakah itu tidak mengurangi apa yang seharusnya dilakukannya untuk perusahaan publik yang ia kelola," kata Kepala Strategi Pasar di B. Riley Wealth Art Hogan dikutip dari Reuters, Selasa (11/3).
Sulit untuk menentukan seberapa besar aktivitas politik Elon Musk memengaruhi penjualan kendaraan Tesla, yang tahun lalu menurun secara tahunan untuk pertama kalinya.
Para analis menunjuk pada faktor lain di pasar kendaraan listrik global, termasuk meningkatnya persaingan dari merek-merek Cina dan produsen mobil lama seperti GM.