Resmikan Sekolah Garuda di Maluku, Komdigi Soroti Tantangan Internet

Kamila Meilina
8 Oktober 2025, 14:17
sekolah garuda, internet di sekolah garuda,
Katadata/Kamila Meilina
Menteri Komdigi Meutya Hafid saat peluncuran Sekolah Garuda di di SMAN Siwalima Ambon, Maluku, Rabu (8/10).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Komdigi atau Komunikasi dan Digital Meutya Hafid resmi memperkenalkan Sekolah Unggulan Garuda Transformasi di SMAN Siwalima, Ambon, Maluku. Namun ia menyoroti tantangan penyediaan internet di wilayah Timur Indonesia.

Meutya Hafid menyampaikan infrastruktur digital menjadi salah satu faktor keberhasilan program Sekolah Garuda. Komdigi tidak secara langsung membangun infrastruktur, melainkan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk BUMN seperti Telkom, untuk menjamin ketersediaan internet yang memadai di wilayah ini.

“Kami bisa bekerja sama dengan BUMN, Telkom, ataupun operator seluler lainnya untuk memastikan di daerah tersebut ada infrastruktur yang memadai,” kata Meutya Hafid saat peluncuran Sekolah Garuda di di SMAN Siwalima Ambon, Maluku, Rabu (8/10).

Menteri Komdigi Meutya Hafid mencontohkan adanya gangguan layanan internet selama 38 menit pada hari ini (8/10), namun segera diatasi oleh penyedia layanan. Berdasarkan informasi yang ia dapat, hal ini disebabkan oleh gangguan infrastruktur jaringan di darat.

Ia meminta maaf atas gangguan layanan internet tersebut. “Kami menugaskan balai monitor di sini untuk selalu memeriksa kualitas layanan dari para operator seluler dan meminta mereka terus memperbaiki layanan di Provinsi Maluku,” ujar dia.

Pemerintah Resmikan Sekolah Garuda di 16 Titik

Pemerintah resmi memperkenalkan Sekolah Unggulan Garuda secara serentak di 16 titik di Indonesia pada Rabu (8/10). Program ini diproyeksikan untuk mencetak generasi muda unggul yang mampu bersaing di tingkat global dan berkontribusi bagi Indonesia Emas 2045.

"Kenapa penting kita memiliki anak-anak muda Indonesia yang berangkat ke luar negeri? Supaya kita bisa belajar dan mengembalikan ilmu-ilmu itu ke dalam negeri," ujar Meutya.

Meutya menjelaskan bahwa sistem pendidikan baru itu memungkinkan siswa memilih bidang yang sesuai dengan minat dan rencana karier.

“Anak-anak sekarang sudah tahu mau jadi apa sejak dini, berkat digitalisasi. Maka kurikulum harus menyesuaikan. Tidak perlu mempelajari hal yang tidak relevan dengan minat. Ini ciri pendidikan modern, lebih personal, spesifik, dan adaptif,” katanya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...