Amazon akan Pangkas 30.000 Karyawan Imbas Efisiensi dan Otomatisasi AI 

Kamila Meilina
28 Oktober 2025, 09:47
Amazon
Shutterstock
Amazon
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Perusahaan teknologi Amazon akan berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 30.000 karyawan korporat secara bertahap mulai Selasa (28/10) waktu setempat. 

PHK ini disebut merupakan upaya untuk menekan biaya dan menyesuaikan diri setelah masa perekrutan besar-besaran selama pandemi. Jumlah ini menjadi gelombang PHK terbesar dalam sejarah Amazon, menurut laporan Reuters (28/10), yang mengutip tiga sumber internal perusahaan.

Jumlah karyawan yang dipangkas mewakili 10% dari total karyawan korporat yang berjumlah 350.000 orang, dari 1,55 juta pegawai Amazon secara global. Sebelumnya, pada akhir 2022 Amazon juga memangkas sekitar 27.000 posisi di berbagai divisi.

Beberapa unit bisnis yang diperkirakan akan terpengaruh di antaranya termasuk divisi sumber daya manusia (People Experience and Technology/PXT), operasi, perangkat dan layanan, serta lini bisnis cloud penyumbang laba terbesar, yakni Amazon Web Services (AWS). 

Para manajer dari tim yang terdampak dikabarkan telah mengikuti pelatihan khusus pada Senin (27/10) untuk mempersiapkan komunikasi dengan karyawan, sebelum email pemberitahuan resmi dikirim pada Selasa pagi.

Langkah ini merupakan bagian dari kebijakan CEO Amazon Andy Jassy untuk memangkas birokrasi berlebih dan meningkatkan efisiensi. Jassy sebelumnya meluncurkan jalur pengaduan anonim internal untuk melaporkan inefisiensi, yang telah menghasilkan 1.500 masukan dan lebih dari 450 perubahan proses kerja di berbagai divisi.

Dalam wawancara Juni lalu, Jassy juga menyinggung bahwa otomatisasi berbasis kecerdasan buatan (AI) kemungkinan akan mendorong pengurangan tenaga kerja lebih lanjut, terutama untuk tugas-tugas rutin. 

“Langkah terbaru ini menunjukkan bahwa Amazon telah mulai merasakan peningkatan produktivitas berkat AI sehingga memungkinkan pengurangan tenaga kerja dalam skala besar,” ujar analis eMarketer, Sky Canaves, dikutip dari Reuters, Selasa (28/10). 

Menurut laporan Fortune, unit sumber daya manusia akan menjadi salah satu yang paling terdampak, dengan perkiraan pemangkasan hingga 15% staf.

Selain itu, kebijakan wajib bekerja dari kantor lima hari per minggu disebut turut mendorong keputusan PHK besar-besaran ini. Beberapa karyawan yang tidak memenuhi kewajiban hadir di kantor karena alasan jarak atau logistik bahkan dianggap telah mengundurkan diri secara sukarela tanpa pesangon.

Dari sisi kinerja, AWS mencatat pendapatan kuartal kedua sebesar US$30,9 miliar, naik 17,5% dari tahun sebelumnya, namun masih tertinggal dari pertumbuhan Azure milik Microsoft (39%) dan Google Cloud (32%). Perusahaan memperkirakan pertumbuhan kuartal ketiga akan melambat menjadi sekitar 18%.

Meski tengah melakukan efisiensi besar-besaran, Amazon tetap bersiap menghadapi musim belanja akhir tahun dengan membuka 250.000 lowongan kerja musiman, jumlah yang sama seperti dua tahun terakhir.



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...