DPR Minta Komdigi Viralkan Bantuan Pemerintah, Singgung Donasi Rp 10 Miliar

Kamila Meilina
9 Desember 2025, 07:36
DPR, Komdigi, sumatra,
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.
Ketua Panitia Khusus (Pansus) RUU Pengelolaan Ruang Udara Endipat Wijaya (kanan) bersama Wakil Ketua Pansus RUU Pengelolaan Ruang Udara Nurul Arifin (tengah) dan Amelia Anggraini (kiri) memimpin rapat di Komisi I DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (17/9/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Gerindra Endipat Wijaya mendesak Kementerian Komunikasi dan Digital atau Komdigi untuk lebih agresif memviralkan informasi terkait bantuan pemerintah dalam penanganan bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. 

Endipat menilai pemerintah pusat telah bergerak cepat sejak hari pertama bencana, termasuk membentuk ratusan posko, melakukan rehabilitasi, dan mengirimkan bantuan lintas-kementerian, serta TNI–Polri. Namun, informasi mengenai upaya ini dinilai tidak tersampaikan secara masif kepada publik.

“Kami ingin Komdigi bisa mengamplifikasi informasi strategis yang sudah dilakukan pemerintah. Banyak kementerian sudah bekerja, retapi tidak pernah sampai ke telinga masyarakat,” ujar Endipat dalam rapat kerja Komisi I DPR bersama Menteri Komdigi, Meutya Hafid, di Komplek Senayan, Jakarta Pusat, Senin (8/12).  

Ia mencontohkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan yang telah menggelar evaluasi dan gerakan menanam pohon secara besar-besaran, serta aparat kepolisian yang sejak awal bertindak memperbaiki kerusakan hutan di Sumatra. Namun, menurutnya, upaya ini jarang terdengar secara luas.

Endipat juga menyinggung munculnya narasi di media sosial tentang individu yang dianggap paling berjasa, karena membuka posko bantuan sekali datang, sementara pemerintah dituding tidak hadir. 

Ia juga menyinggung pihak yang datang sekali ke wilayah bencana, namun merasa yang paling bekerja. “Orang yang cuma datang sekali seolah-olah paling bekerja di Aceh Padahal negara sudah hadir dari awal. Ada orang baru datang, baru bikin satu posko, ngomong pemerintah tidak ada. Padahal negara sudah hadir dari awal,” katanya. 

Ia menyebut narasi itu keliru karena negara sudah menurunkan bantuan jauh lebih besar sejak awal bencana di Sumatra.

“Seorang, per orang, cuma nyumbang Rp 10 miliar, negara sudah triliun-triliunan ke Aceh,” ujar dia tanpa menyebut nama individu yang dimaksud. Namun di media sosial, influenser Ferry Irwandi menjadi salah satu yang viral menggalang donasi lebih dari Rp 10 miliar untuk bencana di Sumatra.

Menurut dia, lemahnya penyebaran informasi ini menyebabkan publik lebih mempercayai narasi viral ketimbang data resmi. “Sehingga tidak kalah viral dibandingkan dengan teman-teman Yang sekarang ini paling-paling di Aceh,” ujarnya. 

Ia meminta Komdigi untuk memahami isu-isu nasional yang sensitif dan memastikan informasi mengenai kinerja pemerintah lebih masif, terstruktur, dan mudah diterima publik.

“Mungkin ini karena kita kalah dalam menginformasikan. Kalau dibutuhkan tambahan anggaran untuk Komdigi agar bisa mengamplifikasi informasi, kami siap memperjuangkan,” kata Endipat.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...