Endorse dan Buka Gerai Daring, Strategi Bertahan Pebisnis Fesyen
Pandemi Covid-19 tentu berdampak kepada banyak sektor usaha, salah satunya fesyen. Bagi sebagian masyarakat, pakaian baru menjadi hal yang dinantikan tatkala menyambut Idul Fitri.
Setahun sudah berlalu sejak kemunculan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Dan sejauh ini, beberapa butik terus berusaha bertahan dengan pendapatan tak setinggi sebelum pandemi bahkan beberapa di antaranya sudah gulung tikar.
Butik-butik kecil hingga butik brand ternama memasang strategi bertahan supaya tidak bangkrut. Tak jarang, toko-toko baju ini memberikan diskon besar-besaran untuk menarik minat konsumen.
Tidak hanya itu, supaya penjualan tidak turun, para pengusaha mulai meningkatkan penjualannya melalui media digital. Layaknya toko offline, toko daring juga semakin marak berpromosi. Banyak toko-toko baru di marketplace merupakan hasil peralihan toko offline ke online.
Endorsement melalui selebgram digunakan untuk membantu promosi para produsen busana. Bagi sebagian pihak, strategi ini relatif manjur. Pasalnya, banyak masyarakat yang melakukan aktivitas di dalam ruangan membuat mereka lebih banyak berselancar di media sosial.
Meskipun ada opsi daring untuk berbelanja, tetap tak seleluasa dibandingkan dengan datang langsung ke toko pakaian. Tapi demikian yang terjadi, pandemi Covid-19 memang membuat transformasi digital di berbagai lini usaha bergerak lebih cepat. Dan ini terbukti ampuh untuk dipakai sebagai strategi bertahan para pebisnis fesyen.
Mengutip Bisnis.com, Adi Rahardja selaku Director, Business Growth Shopee Indonesia mengatakan bahwa selama masa pandemi, pesanan kategori fesyen masih mengalami peningkatan hingga 2,5 kali lipat di Shopee.
"Untuk itu, Shopee 3.3 Fashion Sale sempat hadir sebagai bentuk komitmen kami untuk memenuhi kebutuhan fashion yang meningkat dengan menyediakan akses yang mudah dalam memperoleh ragam variasi produk fashion pilihan," ujarnya.