Lombok Bangun Pabrik Biogas, Manfaatkan Tongkol Jagung
Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah melakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik Compressed Biogas (CBG) di Kabupaten Lombok Barat, NTB, pada Kamis (17/8). Menurut Zulkieflimansyah, peletakan batu pertama ini menandakan keseriusan pemerintah NTB untuk mengurangi emisi.
Ia mengatakan Provinsi NTB memiliki target yang sangat ambisius dalam pengurangan emisi. "Kami memiliki target penurunan emisi sebesar tiga juta ton CO2. Karena itu, harus dimulai dengan mengolah limbah seperti tongkol jagung yang melimpah di NTB," kata dia dikutip dari Antara, Minggu (20/8).
Ia menyebutkan pabrik tersebut diharapkan dapat menghasilkan 10 ton CBG per hari. Rencananya, kata dia, produk CBG dari pabrik tersebut akan dimanfaatkan sebagai substitusi Liquified Petroleum Gas (LPG) untuk industri perhotelan, restoran dan kafe di sekitar Lombok.
Menurut Zulkieflimansyah, apabila pabrik sudah dapat beroperasi penuh dan diserap oleh industri-industri tersebut, ia optimistis dapat menurunkan emisi sebesar 5.448 ton CO2 per tahun. Selain itu, ia berharap pembangunan dan pengoperasian pabrik CBG tersebut dapat menyerap tenaga kerja, meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan, sekaligus menyelesaikan permasalahan sampah.
Menurut dia, pendirian pabrik CBG mewakili dua isu penting saat ini di NTB, yaitu industrialisasi dan zero waste. "Provinsi NTB memiliki target yang ambisius untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 di mana target tersebut diimplementasikan ke dalam 3 program, yaitu Green Tourism, Green Energy dan Green Industry," kata dia.
Pembangunan pabrik ini merupakan hasil kerja sama Pemprov NTB dengan PT Kaltimex Energy. Adapun target operasi komersial pabrik CBG adalah pada 2025 yang diharapkan mampu memanfaatkan potensi limbah tongkol jagung di NTB yang mencapai 180 ribu ton per tahun.
Koordinator Investasi dan Kerja Sama Bioenergi, Ditjen EBTKE Trois Dilisusendi mengatakan pembangunan pabrik CBG di Lombok Barat dapat mendukung NTB menjadi mandiri energi. "Pemerintah pusat terus mendorong pemanfaatan biogas, salah satunya dukungan kebijakan pengadaan biogas sebagai bahan bakar lain," kata dia.
