Pemerintah Indonesia dan JICA Sepakati MoD Proyek MRT Timur-Barat
Pemerintah Indonesia dan Japan International Cooperation Agency (JICA) bersepakat menandatangani risalah pembahasan penilaian (Minutes of Discussion/MoD of Appraisal Mission) untuk proyek MRT koridor Timur-Barat Fase 1 Tahap 1.
MoD diteken pada Sabtu (11/11) oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal, Direktur Pendanaan Bilateral Bappenas Kurniawan Ariadi, Sekda Provinsi DKI Jakarta Joko Agus Setiono, dan Dirut MRT Jakarta Tuhiyat, selaku perwakilan dari Pemerintah Indonesia. Sedangkan dari JICA, MoD diteken Chief of Representative Indonesia Office JICA Mr. Yasui Takehiro.
Penandatanganan tersebut disaksikan langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono. Budi Karya mengatakan ia berharap proyek MRT dapat berjalan dengan baik dan selesai tepat waktu. "Sehingga dapat segera dinikmati masyarakat," kata dia dalam keterangan resmi yang dikutip Minggu (12/11).
Budi mengatakan pembangunan transportasi massal MRT sudah sesuai dengan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional untuk meningkatkan jaringan dan pengguna transportasi massal nasional. "Kita harus konsisten membangun berbagai transportasi massal perkotaan berbasis rel seperti MRT, LRT dan KRL," kata dia.
Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal mengatakan dengan adanya penandatanganan MoD tersebut, urusan administrasi ditargetkan segera selesai sehingga proses pengembangan MRT Tmur-Barat dapat dimulai pada 2024.
Dengan adanya pengembangan tersebut, koridor Timur-Barat akan terbentang sepanjang 84,1 km dari Balaraja, Tangerang hingga Cikarang, Bekasi. Pengerjaannya dibagi ke dalam empat tahap.
Pembangunan Fase 1 Tahap 1 untuk rute Tomang - Medan Satria sepanjang 30,1 km, Fase 1 Tahap 2 Kembangan - Tomang sepanjang 9,2 km, Fase 2 Timur yaitu Medan Satria - Cikarang sepanjang 20,5 km dan Fase 2 Barat untuk Kembangan Balaraja sepanjang 29,9 km.
Pada tahap awal, Fase 1 Tahap 1 dari MRT Jakarta koridor Timur-Barat direncanakan memiliki 21 stasiun yang terdiri dari 8 stasiun bawah tanah dan 13 stasiun layang. Selain itu, pada tahap ini juga akan dibangun depot di kawasan Rorotan dengan jalur akses sepanjang 5,9 km.