Tantangan Perusahaan Global Capai Target 100 Persen Pakai EBT

Image title
Oleh Doddy Rosadi - Tim Publikasi Katadata
25 Agustus 2021, 16:14
SAFE #6
Katadata

Jakarta - Perusahaan-perusahaan global yang tergabung dalam RE 100 persen, terus berupaya mencapai komitmennya guna memenuhi target 100 persen penggunaan energi baru terbarukan (EBT) dalam seluruh aktivitas bisnisnya. Namun di Indonesia, ada sejumlah tantangan yang dihadapi guna mencapai target itu.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah masih minimnya pasokan listrik yang dihasilkan dari pembangit listrik berbasis EBT. Hal itu membuat para perusahaan global yang beroperasi di Indonesia harus mengeluarkan investasi tambahan, seperti membangun pembangkit listrik EBT, untuk berupaya mencapai target yang ditetapkan.

Menjawab tantangan tersebut, perusahaan penyedia listrik nasional PT PLN menegaskan memiliki sejumlah inisiatif guna menjawab tantangan tersebut. Salah satunya dengan menyediakan layanan listrik Renewable Energy Certificate atau (REC).

"PLN siapkan sertifikat REC. Ini diperuntukan bagi pelanggan PLN yang membutuhkan carbon foot print. Jadi tanpa membangun sendiri perusahaan itu sudah diakui secara global untuk foot print carbonnya," ujar Vice President Director PT PLN (Persero Hikmat Drajat mengungkapkan, dalam webinar Katadata SAFE 2021 bertajuk RE 100 in Indoneisa: Overcoming Barriers, Rabu, 25 Agustus 2021.

Dia menjabarkan saat ini REC didukung oleh pembangkit listrik berbasis EBT yang dioperasikan PLN dengan total 10,5 GW di seluruh Indonesia. Atau sebesar 14 persen dari total kapasitas pembangkit Listri nasional saat ini, dan akan terus diperbesar sesuai target Pemerintah 23 persen pada 2025.

"Ini bagaimana PLN membantu penuhi kebutuhan perusahaan. Tanpa harus berinvestasi di EBT, tapi sudah diakui kontribusinya," tambahnya.

Hikmat menjabarkan, pada 2020 PLN telah melakukan registrasi REC kepada instiusi global, salah satu pembangkit listrik yang dimiliki yaitu PLTp Kamojang, dengan total 77000 mwh. Registrasi terus akan dilakukan sehingga penyedaan REC semakin luas di seluruh Indonesia.

"Tahun 2021kita akan melakukan registrasi beberapa pembangkint renewable energi yang ada di Sulawesi yaituPLTP Lahendong dan PLTA Bakaru," ungkapnya.

Selain lebih efisien dari sisi investasi, Hikmat mengungkapkan, tarif yang dibanderol PLN untuk perusahaan yang menggunakan REC sangat kompetitif. Yaitu Rp35 ribu per 1 MWH. Penetapan tarif itu ditegaskan sudah berdasarkan analisis secara global berdasarkan penerapan di banyak negara.

"Jangan sampai terjadi double kapital landing EBT di Indoneisa. Semua berlomba-lomba untuk membangun EBT, tapi yang menggunakan dan memanfaatkan terbatas," ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...