Australia Dibayangi Resesi, Ekspor RI Terancam Makin Sulit

Rizky Alika
24 Juli 2020, 17:15
Australia Dibayangi Resesi, Ekspor RI Terancam Makin Sulit.
ANTARA FOTO/REUTERS/Loren Elliott/hp/cf
Ilustrasi Sydney Opera House. Australia diramal memasuki resesi. Pengusaha memperkirakan hal ini bisa berdampak pada perdagangan dan investasi Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi Australia diperkirakan masuk pada jurang resesi pada triwulan II 2020. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Shinta Kamdani mengatakan, krisis ekonomi di Negeri Kangguru tersebut berpotensi menyebabkan penurunan kinerja perdagangan dan investasi bilateral dengan Indonsia.

Australia sebelumnya diprediksi masuk jurang resesi seiring kontraksi pertumbuhan ekonomi negara itu pada kuartal II 2020. Adapun pada kuartal I 2020, ekonomi Australia sudah tercatat minus 0,3%. Resesi ekonomi sendiri didefsinikan sebagai menurunnya pertumbuhan ekonomi sebuah negara selama dua kuartal berturut-turut dalam setahun. 

"Ekspor Indonesia ke Australia bisa semakin sulit karena pasar di sana akan semakin menahan diri untuk melakukan kegiatan ekonomi," kata Shinta kepada katadata.co.id, Jumat (24/7).

Di sisi lain, para pengusaha Australia juga akan semakin gencar mendorong ekspor produknya agar perekonomian negaranta membaik.

Dengan terganggunya ekspor komoditas Indonesia, neraca perdagangan kedua negara berpotensi mengalami pelebaran defisit, Namun, hal ini bisa dihindari apabila pemerintah bisa dan pengusaha bisa lebih agresif dan memaksimalkan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia dan Australia atau IA-CEPA. 

Keberadaan IA CEPA dinilai dapat mengamankan posisi Indonesia. Sebab, Australia tidak bisa menutup diri sepenuhnya dari perdagangan Indonesia.

Selain masalah perdagangan, ia  juga memperkirakan resesi Australia bisa berdampak pada penundaan investasi. Namun, hal ini juga tak signifikan, mengingat investasi Negeri Kangguru hanya US$ 86 juta hingga triwulan I 2020.

"Tidak berdampak besar meskipun akan mengurangi peluang penciptaan lapangan kerja baru yang sangat kita butuhkan," ujar dia.

Lebih lanjut, Shinta juga menejelaskan resesi Australia bisa memengaruhi psikologi pasar. Namun, kondisi tersebut terjadi apabila tiba-tiba ada kebijakan luar biasa yang dikeluarkan pemerintah Australia, seperti pengetatan inspeksi perdagangan, kontrol terhadap outbound investasi, dan lainnya.

"Saat ini, pasar Australia tidak memberikan sumbangan ekonomi yang besar dari sisi perdagangan dan investasi Indonesia," ujar dia.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...