1.251 Pedagang Pasar Terpapar Covid, 25% Ada di Jakarta

Image title
24 Juli 2020, 21:29
Seorang pedagang memakai pelindung (face shield) di wajahnya usai sosialisasi alat pelindung diri (APD) bagi pedagang di Pasar Sekip Ujung, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (26/6/2020). Sosialisasi APD tersebut dilakukan agar pedagang pasar memahami pen
ANTARA FOTO/Feny Selly/wsj.
Seorang pedagang memakai pelindung (face shield) di wajahnya usai sosialisasi alat pelindung diri (APD) bagi pedagang di Pasar Sekip Ujung, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (26/6/2020). Sosialisasi APD tersebut dilakukan agar pedagang pasar memahami pentingnya melindungi diri dan orang lain di mana sejumlah pasar di Palembang sudah tercatat menjadi klaster penyebaran COVID-19.

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia menyebutkan hingga Jumat (24/7) ada sekitar 1.251 pedagang di seluruh Indonesia terinfeksi pandemi virus corona. Dari jumlah tersebut, jumlah kasus didominasi pedagang di wilayah DKI Jakarta dengan angka mencapai 317 orang atau dengan kontribusi 25%. 

Ketua Bidang Infokom Dewan Pimpinan Pusat IKAPPI Reynaldi Sarijowan mengatakan, kenaikan jumlah pedagang yang positif corona terjadi sejalan dengan meningkatnya jumlah kapasitas tes cepat atau rapid test dan swab test.

Pedagang pasar di Cempaka Putih dan Kramat Jati menjadi episentrum penyebaran virus dengan jumlah yang positif mencapai 70 dan 49 orang.

"Kasus positif corona terjadi di 211 pasar pada 89 kabupaten atau kota dan 27 provinsi," kata Reynaldi melalui siaran pers yang diterima Katadata.co.id, Jumat (24/7).

Menurut dia, penyebaran kasus positif  corona di kalangan pedagang didominasi oleh orang tanpa gejala (OTG). Mereka umumnya tidak merasakan sakit dan juga tanpa ada indikasi demam atau penyakit lainnya.

Untuk menekan angka penyebaran virus di kalangan pedagang, IKAPPI pun mendesak Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Perdagangan, Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Daerah untuk membantu menerapkan regulasi yang tepat dan sesuai dengan kebiasaan di pasar tradisional.

"Ketidakseragaman kebijakan ini membuat masing-masing daerah memiliki perbedaan cara pandang dalam menerapkan kebijakan," kata dia. 

Namun, dia juga meminta pemerintah untuk tidak  serta merta menutup pasar tradisional yang pedagangnya terindikasi terpapar virus corona. Pasalnya, pasar tradisional merupakan denyut dan pondasi ekonomi rakyat.

"Kami mengimbau kepada pedagang terus menjalankan protokol kesehatan walaupun risih menggunakan masker," kata dia.

Seperti diketahui, secara nasional penyebaran virus terus bertambah. Pemerintah melaporkan bahwa jumlah kasus virus corona di RI meningkat 1.761 orang pada rilis data hari Jumat (24/7). 

Dengan demikian, 95.418 orang telah terkena Covid-19. Dari data Kementerian Kesehatan, kasus baru ini didapatkan dari tambahan pemeriksaan 24.965 spesimen.

Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Editor: Ekarina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...