Mitos dan Fakta Seputar Kualitas Udara
Masih banyak masyarakat yang salah memahami tentang kualitas udara bersih. Hal tersebut tergambar dalam survei Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Udara yang dilakukan Katadata Insight Center (KIC). Hasil survey menunjukkan masih banyak persepsi masyarakat yang keliru dan percaya beberapa mitos seputar polusi serta kualitas udara bersih.
Survei yang dilakukan pada September 2021 terhadap 1.570 warga Jabodetabek itu menunjukkan, sebanyak 92,7 persen respoden menganggap kualitas udara terbaik adalah di pagi hari. Padahal, berdasarkan laporan Nafas (aplikasi pengukur kualitas udara di Jabodetabek), kualitas udara antara pukul 9 pagi sampai 4 sore di wilayah Jakarta dan sekitaranya adalah yang paling buruk. Polusi udara pada jam tersebut juga sering melebihi tingkat aman.
Contoh lain, ada lebih dari setengah responden beranggapan, daerah dengan banyak pepohonan dan/atau jauh dari keramaian kota tidak ada polusi. Padahal berdasar sejumlah data dari berbagai penguji kualitas udara, polutan PM 2.5 tinggi tersebar merata di kawasan Jabodetabek.
Kebanyakan masyarakat juga menilai kualitas udara di Jabodetabek cukup baik, dengan rata-rata penilaian 6,59. Padahal faktanya, DKI Jakarta adalah kota ketiga dunia dengan polusi udara tertinggi berdasarkan Air Quality Index (AQI).
Dengan banyaknya informasi salah yang diterima masyarakat menjadi indikasi pentingnya pengetahuan dan edukasi terkait kualitas udara. Kabar baiknya, dari hasil survei juga terungkap, keingintahuan masyarakat tentang kualitas udara cukup tinggi. Labih dari 90 persen responden berharap mendapat informasi lebih banyak mengenai kualitas udara melalui beragam media informasi.