Cerita Pertamina Memberdayakan Masyarakat Warnai COP28 Dubai

Hanna Farah Vania
Oleh Hanna Farah Vania - Tim Publikasi Katadata
4 Desember 2023, 14:43
Pertamina memberdayakan masyarakat melalui tiga program TJSL. Program-program tersebut dipaparkan pada ajang COP28 di Dubai, UEA.
Pertamina
Warga berjalan melewati panel surya di Desa Keliki, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Tenaga surya membantu pengoperasian fasilitas pengelolaan limbah dan tujuh subak di wilayah tersebut.

PT Pertamina bersinergi dengan warga di sekitar wilayah operasinya untuk mendorong kesejahteraan masyarakat. Perseroan memiliki tiga program tanggung jawab sosial dan lingkungan, yaitu Desa Energi Berdikari (DEB), Desa Wisata Pertamina, dan Hutan Pertamina.

Pada Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB 2023 atau Conference of the Parties (COP) 28 di Dubai, Uni Emirat Arab, Corporate Secretary Pertamina Brahmantya S. Poerwadi mengatakan perseroan memberikan manfaat sosial untuk masyarakat.

“Pertamina adalah badan usaha yang menyuplai minyak dan gas terbesar di Indonesia, sehingga kami ingin berperan ke masyarakat,” katanya, Sabtu (2/12).

Pada diskusi panel bertajuk “Community Empowerment for the National Energy Transition” di Paviliun Indonesia itu, Brahmantya menyebutkan Pertamina memiliki 76 program komunitas untuk DEB. 57 di antaranya merupakan program pembangkit listrik tenaga surya, dan 12 adalah program pengelolaan sampah yang menghasilkan gas metana dan biogas.

Kemudian, terdapat empat program energi mikrohidro, dua program konversi energi biodiesel dari limbah rumah tangga, serta satu program pembangkit listrik tenaga campuran angin dan surya.

DEB menghasilkan total energi 287.519 watt peak dari pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga hybrid (matahari dan angin), dan mikrohidro. DEB juga menghasilkan 609 ribu m3 biogas, serta 6.500 liter biodiesel per tahun.

76 program DEB ini memberi keuntungan bagi 4.113 rumah tangga dengan total dampak ekonomi sebesar Rp1,93 miliar per tahun. Kegiatan ini juga mengurangi emisi 714.859 ton CO2eq per tahunnya.

Brahmantya menuturkan, energi terbarukan adalah solusi kebutuhan energi masyarakat yang terus meningkat.

“Pertamina berkolaborasi dengan berbagai elemen pemangku kepentingan. Karena, Pertamina meyakini energi bersih dan mudah diakses akan membuka jalan bagi pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat menuju kemandirian berkelanjutan,” jelasnya.

Brahmantya mencontohkan, salah satu program Pertamina untuk komunitas adalah pengembangan energi surya di Desa Keliki, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Di desa ini, pengelolaan limbah, desa ramah lingkungan, dan agrikultur menjadi tiga poin utama.

Desa Keliki memiliki kapasitas energi 28 kilowatt peak dengan total pengurangan emisi 36 ton CO2eq per tahun. Keuntungan ini dirasakan sekitar 1.000 warga Desa Keliki dan sekitarnya. Mereka dapat mengurangi limbah organik hingga lebih dari 180 ton per tahun, serta menghemat biaya air dan listrik lebih dari Rp60 juta per tahun.

“Tenaga suryalah yang mengoperasikan fasilitas pengelolaan limbah dan tujuh irigasi atau subak di Desa Keliki,” ungkap Brahmantya.

Program kedua yakni Desa Wisata Pertamina. Program ini mendukung pengembangan destinasi pariwisata superprioritas. Saat ini perseroan mendukung pengelolaan 794 homestay yang merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah. Program ini memberi dampak bagi 5.500 penerima manfaat, dengan peningkatan nilai ekonomi masyarakat hingga Rp600 juta per tahun.

Program ketiga yakni Hutan Pertamina. Program konservasi dan reboisasi hutan ini dilaksanakan melalui penanaman pohon mangrove dan pohon daratan. Saat ini Pertamina memiliki 267 program pelestarian keanekaragaman flora, temasuk merawat 6 juta lebih tanaman bakau dan tanaman daratan lainnya.

Program ini mengurangi emisi 120 ribu ton CO2eq per tahun. Selain mengurangi emisi, Hutan Pertamina mampu menambah pendapatan masyarakat sebesar Rp1,8 miliar per tahun. Program ini juga memiliki multiplier effect kepada 4.783 penerima manfaat.

Pentingnya Kolaborasi

Pengembangan keamanan energi desa memiliki tiga aspek, yakni akses energi bersih, program yang terintegrasi, dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan. Kolaborasi Pertamina dalam memberdayakan masyarakat misalnya terlihat pada upaya pelestarian bambu.

Ketua Environmental Bamboo Foundation Monica Tanuhandaru menceritakan pengalamannya berkolaborasi dengan Pertamina. Aktivitas ini dilakukan melalui pembuatan platform satu peta yang mendata seluruh vegetasi bambu, termasuk pemetaan ekologis dan keterlibatan masyarakat.

“Kami bisa melihat stok penyimpanan karbon dan potensi biodiversitasnya,” tutur Monica. Bambu dapat dimanfaatkan menjadi biofuel dan biomassa. Bersama Pertamina, Monica mengembangkan ekonomi restoratif, yaitu upaya menyeimbangkan ekonomi dengan perlindungan untuk keberlanjutan lingkungan.

Pada sesi diskusi yang sama, Program Officer International Renewable Energy Agency (IREA) Ilina Stevanova mengatakan ketahanan energi berbasis masyarakat adalah faktor krusial. Upaya transisi energi membutuhkan penerimaan dan dukungan publik.

Sehingga, strategi yang memaksimalkan modal sosial dan memberdayakan masyarakat akan mendukung tercapainya target-target transisi.

Direktur Geotermal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Harris Yahya pun sepakat bahwa keterlibatan masyarakat untuk pengembangan energi bersih sangat penting. Terlebih, Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang beragam.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...