Mukhtar Babayev Jadi Presiden COP29 di Azerbaijan, Eks Eksekutif Migas
Pemerintah Azerbaijan telah menunjuk Menteri Ekologi dan Aumber Daya Alam, Mukhtar Babayev, sebagai presiden KTT Perubaha Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa atau COP29 yang akan diadakan di Baku pada November 2024. Keputusan tersebut menuai kontroversi mengingat latar belakang Babayev yang merupakan veteran perusahaan minyak dan gas (migas).
Penunjukan itu diumumkan oleh kepresidenan Uni Emirat Arab COP28 dalam sebuah posting di platform media sosial X yang di unggah pada Kamis (4/1).
Sesuai perintah Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, Mukhtar Babayev diberi wewenang untuk membentuk tim perwakilan yang bertanggung jawab atas persiapan Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim (COP29), Pertemuan Para Pihak pada Protokol Kyoto (CMP 19) dan Pertemuan Para Pihak pada Perjanjian Paris (CMA 6), dan untuk implementasi kepresidenan.
Dikutip dari Reuters pada Senin (8/1), cuitan Kepresidenan COP28 juga menuliskan Wakil Menteri Luar Negeri Azerbaijan, Yalchin Rafiyev, akan bertindak sebagai negosiator utama KTT iklim tahun ini.
Profil Mukhtar Babayev
Sebelum menjabat pada menjadi menteri pada 2018, Babayev (56) adalah seorang eksekutif di perusahaan minyak nasional Azerbaijan SOCAR. Babayev menghabiskan 24 tahun di perusahaan minyak dan gas milik negara Azerbaijan Socar itu.
Menurut profil LinkedIn-nya, dia juga pernah menjabat sebagai wakil presiden perusahaan untuk ekologi. Babayev lahir pada 16 Oktober 1967, di Baku.
Dia lulus dari sekolah menengah di Baku pada 1984 dan bertugas di militer antara 1986 dan 1988. Pada 1991, ia lulus dari Universitas Negeri Moskow, jurusan ilmu politik.
Pada 1994, ia menerima gelar sarjana dalam Hubungan Ekonomi Luar Negeri dari Universitas Ekonomi Negeri Azerbaijan. Pada 2000, ia lulus dari spesialisasi dalam Ekonomi Dunia Akademi Perdagangan Luar Negeri All-Rusia.
Namun penunjukan Babayev, yang pernah bekerja di SOCAR memicu kekhawatiran dari ilmuwan, LSM dan aktivis iklim. Mereka mengatakan kekecewaan dimana Babayev memiliki hubungan dengan industri minyak ini akan dapat memberikan pengaruh pada negosiasi iklim.
“Sudah waktunya untuk menuntut perombakan menyeluruh dari seluruh proses COP dan struktur kepemimpinan. Terlalu banyak yang dipertaruhkan untuk memungkinkan kelanjutan dari pola korupsi ini,” kata ilmuwan iklim Universitas Pennsylvania, Michael Mann, dikutip Senin (8/1).
KTT iklim COP29 Azerbaijan tahun depan akan berlangsung di Baku dari 11 hingga 22 November 2024. Investigasi oleh BBC dan Pusat Pelaporan Iklim melaporkan UEA berencana untuk membahas kemungkinan gas alam dan kesepakatan komersial lainnya menjelang pertemuan puncak pada tahun ini.
Dalam pertemuan bulan lalu, Hikmet Hajiyev, penasihat kebijakan luar negeri untuk Presiden Ilham Aliyev telah menggembar-gemborkan potensi gas negara. Diketahui, Azerbaijan merupakan pengekspor besar gas alam.
Menurut Tinjauan Statistik BP Energi Dunia 2021, negara ini memiliki sekitar 2,5 triliun meter kubik cadangan gas alam, dan bertujuan untuk menggandakan ekspor gasnya ke Eropa pada tahun 2027.