Azerbaijan Luncurkan Unit Energi Hijau Jelang Jadi Tuan Rumah COP29
Pemerintah Azerbaijan meluncurkan unit energi hijau sebagai komitmen dalam penanganan perubahan iklim. Peluncuran ini juga menjawab atas keraguan publik atas terpilihnya Azerbaijan sebagai tuan rumah COP29.
Pasalnya Azerbaijan merupakan salah satu negara penyulingan minyak di dunia dan mengekspor 90 persen produksinya ke wilayah-wilayah Eropa. Bahan bakar fosil menjadi penyumbang pendapatan terbesar dari negara tersebut selama berabad-abad.
Tetapi saat ditunjuk menjadi tuan rumah KTT iklim COP29 PBB pada bulan November, Azerbaijan ingin menunjukkan kepada dunia citra yang berbeda. Azerbaijan menyatakan keseriusannya dalam menggunakan energi bersih.
Pada rapat dewan akhir Desember, Azerbaijan menunjuk Socar yang merupakan perusahaan minyak dan gas milik negara untuk membentuk divisi energi hijau yang disebut Socar Green.
Socar Green merupakan komitmen investasi yang menjanjikan dalam proyek surya dan angin, produksi hidrogen hijau, dan penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS). Langkah ini juga menjawab kritikan perusahaan minyak dan gas di Azerbaijan karena tidak memiliki strategi transisi energi.
Namun, para pengamat Internasional masih menaruh kecurigaan bahwa mereka hanya melakukan greenwashing.
"Divisi hijau tidak ada artinya bagi iklim tanpa rencana yang menyertainya untuk menghapus minyak dan gas,” kata Myriam Douo, seorang juru kampanye senior dengan Oil Change Internasional dikutip pada Climate Home News, Jumat (26/1).
Myriam mengatakan, seharusnya tidak ada lagi pengeboran dan penambangan fosil yang dilakukan untuk menghindari bencana iklim. "Kenyataannya adalah bahwa untuk menghindari bencana iklim, lebih dari setengah bahan bakar fosil di bidang yang ada harus tetap berada di tanah,” ucapnya.
Industri Minyak dan Gas di Azerbaijan
Namun, Azerbaijan bukanlah produsen utama meskipun sangat bergantung pada minyak dan gas, secara global. Azerbaijan hanya menyumbang kurang dari 1% dari produksi minyak dan gas dunia.
Analis industri Rystad mengatakan, minyak di Azerbaijan diperkirakan akan habis dalam waktu sekitar 25 tahun. Namun, Azerbaijan memiliki cadangan gas selama hampir 100 tahun.
Analis industri Rystad memperkirakan produksi gasnya akan meningkat sepertiga dalam sepuluh tahun ke depan. Ini berbanding terbalik dengan COP28 yang menginginkan negara anggotanya beralih dari bahan bakar fosil.
Namun, Gulmira Rzayeva, seorang peneliti senior Azerbaijan di Institut Oxford untuk Studi Energi mengatakan negaranya tidak akan selamanya mengeksplorasi minyak dan gas. “Negara ini tidak akan memproduksi minyak dan gas selamanya", kata Gulmira.
Gulmira menuturkan, langkah Azerbaijan menghentikan ekstraksi minyak dan gas tidak akan mengubah apa pun untuk transisi energi dunia.
"Tetapi konsumen di Eropa, Turki, Georgia membutuhkan hidrokarbon ini sekarang, dan jika Azerbaijan berhenti mengekstraksi minyak dan gas, itu sama sekali tidak akan mengubah apa pun untuk transisi energi dunia. Jika ada rencana seperti itu, mereka perlu melibatkan semua produsen,” ucapnya.
Liputan khusus COP 29 Azerbaijan ini didukung oleh: