Berdasarkan skenario minimal dalam kajian SUSTAIN — menggunakan patokan Harga Batubara Acuan (HBA) Oktober 2023 — penerapan bea keluar berpotensi menghasilkan US$5,63 miliar atau sekitar Rp 90 triliun
PLTU Cirebon-1 menggunakan teknologi supercritical boiler, sehingga pembakaran lebih sempurna dengan residu lebih sedikit dibandingkan teknologi subcritical boiler.
Menurut IESR, pemanfaatan panas bumi dapat menjadi pilihan yang lebih ekonomis karena berpotensi memangkas sepertiga hingga setengah dari biaya pembangkitan listrik.
Menurut Purnomo, keterlambatan pencapaian ini disebabkan oleh sejumlah faktor fundamental, dari teknologi yang belum siap, keekonomian yang belum kompetitif, aturan dan insentif yang belum memadai.
Indonesia harus memperkuat kapasitas produksi komponen surya, baterai, dan kendaraan listrik dengan memanfaatkan kekayaan mineral sebagai fondasi industri masa depan.
Meskipun pengembangan EBT penting, Purnomo menilai Indonesia tetap memerlukan kontribusi energi fosil untuk investasi, konsumsi publik, hingga ekspor sebagai penopang target pertumbuhan ekonomi 8%.