PETA Kecam Medan Zoo atas Kematian Lima Harimau

Hari Widowati
20 Februari 2024, 14:13
Harimau sumatra di Medan Zoo
ANTARA FOTO/Yudi/nz
Seekor harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) berada di kandang yang tak terawat di kebun binatang Medan Zoo, Sumatera Utara, Sabtu (20/1).

Ringkasan

  • PETA mengutuk kematian lima harimau di Medan Zoo, menduga kurangnya perawatan dan kandang yang sempit memicu stres kronis.
  • Harimau adalah makhluk sosial yang perlu menjelajah wilayah luas, sementara kandang di Medan Zoo membatasi ruang dan aktivitas alami mereka.
  • PETA mendesak masyarakat untuk menghindari tempat-tempat seperti kebun binatang untuk menghentikan eksploitasi hewan dan mendorong habitat alami yang lebih sesuai.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Organisasi penyayang binatang internasional, PETA, mengecam Medan Zoo atas kematian lima harimau yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. PETA menduga harimau-harimau itu mengalami stress kronis karena dikurung di kandang yang sempit dan tidak dirawat dengan baik.

Jason Baker, Senior Vice President PETA, mengatakan organisasinya merasakan duka mendalam atas kematian lima harimau di Medan Zoo yang bobrok dalam rentang waktu yang singkat. "Seumur hidupnya dipaksa hidup dalam penjara, para harimau ini menderita dalam kurungan kandang sempit, pola makan tidak alami, serta kehidupan sosial dan penanganan veteriner yang tidak memadai," ujar Baker dalam siaran pers yang diterima Katadata.co.id, Selasa (20/2).

Ia menyebut harimau merupakan mahluk sosial yang cerdas. PETA merasa sedih karena harimau-harimau itu tidak diberikan akses terhadap hal-hal yang penting bagi mereka, misalnya dalam memilih pasangan hingga menjelajah dengan bebas.

Menurut Baker, di habitat alaminya harimau bisa menjelajahi teritori hingga 1.000 km2 di lingkungan yang dinamis dan kompleks secara spasial. Hal ini sangat kontras dengan kandang hampa yang mengurung mereka di Medan Zoo.

"Keputusan kejam untuk menempatkan mereka di habitat buatan yang luasnya hanya secuil dari hamparan tempat tinggal alaminya membuat mereka mengalami stress kronis, kekurangan aktivitas, serta tekanan psikologis, tercermin dari perilaku stereotipikal yang ditunjukkan banyak harimau dalam kurungan, seperti mondar-mandir berulang di kandang," ujarnya.

PETA mendorong masyarakat untuk mengingat kembali masa-masa lockdown pandemi dan mempertimbangkan rasanya jika mereka yang terpenjara seumur hidup. Dengan menghindari tempat-tempat ini, konsumen dapat mewujudkan masa depan yang lebih welas asih serta menghentikan eksploitasi harimau dan hewan-hewan lainnya dalam kekangan, sangkar, kandang, maupun akuarium.

Setelah kejadian ini, PETA menawarkan diri kepada Medan Zoo untuk membantu memindahkan delapan harimau lainnya yang masih tersisa, termasuk beberapa yang dilaporkan dalam kondisi sakit berat. "Suaka akan mampu menyediakan perawatan medis yang sangat mereka butuhkan, serta habitat luas yang lebih alamiah di mana mereka bisa menjelajah dan mengekspresikan perilaku alaminya," tukas Baker.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...