Kota Tual dan Kepulauan Aru Jadi Percontohan Penangkapan Ikan Terukur

Tia Dwitiani Komalasari
3 Juni 2024, 23:25
Sejumlah nelayan melakukan bongkar muat ikan saat tiba di dermaga Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (7/11/2023). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang Tahapan Pelaksanaan Kebi
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/nym.
Sejumlah nelayan melakukan bongkar muat ikan saat tiba di dermaga Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (7/11/2023). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang Tahapan Pelaksanaan Kebijakan Penangkapan Ikan Terukur (PIT) pada Tahun 2023 yaitu salah satu dari lima program prioritas ekonomi biru berbasis kuota untuk menjaga keberlanjutan ekosistem laut, meningkatkan mutu dan daya saing produk perikanan, meningkatkan kesejahteraan masyaraka
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menjadikan Kota Tual dan Kepulauan Aru di Maluku sebagai lokasi modeling penangkapan ikan terukur (PIT). Pelaksanaan modeling ini melibatkan 187 kapal perikanan asal Pantai Utara (Pantura).

Trenggono mengatakan, pelaksanaan modeling PIT menerapkan prinsip-prinsip penangkapan ikan yang berkelajutan dan ekosistem bisnis perikanan hulu hilir. Pihaknya sudah menyiapan berbagai infrastruktur untuk mendukung modeling, mulai dari sistem pengawasan pergerakan kapal berbasis satelit, aplikasi e-PIT, penguatan sumber daya manusia (SDM), hingga ekosistem industri hilir perikanan.

"Ini (PIT) belum 100 persen dijalankan, tapi ini kita mulai dengan baik. Supaya ini nanti harapan saya ekonomi akan tumbuh, dan syukur-syukur bisa naik terus," ujar Trenggono dikutip Senin (3/6).

Terdapat 187 kapal yang akan menjadi bagian dalam pelaksanaan modeling PIT di Tual dan Kepulauan Aru. Ratusan kapal ini beroperasi di perairan laut Arafura, laut Aru dan laut Timor bagian Timor yang menjadi area Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 718.

Ratusan kapal perikanan asal Pantura bertonase besar tersebut selanjutnya akan berangkat dan mendaratkan ikan hasil tangkapannya di pelabuhan perikanan yang telah ditetapkan KKP, sehingga tidak lagi kembali ke Pulau Jawa.

Untuk pelaksanaan modeling PIT di Tual, kegiatan perikanan akan dipusatkan di Pelabuhan Perikanan (PP) Tual dan PPN Tual sebagai penyangga kegiatan administrasi perizinan kapal perikanan. Sementara PIT di Kepulauan Aru akan dipusatkan di PP Benjina.

"Harapannya di sini bisa 5-6 kali pertumbuhannya. Karena produktivitasnya ada di sini, lalu dikembangkannya di sini, pengolahannya di sini, tenaga kerjanya juga bisa diambil dari sini, sehingg nanti multiplier effect-nya besar sekali," pungkas Trenggono.

Plt Dijen Perikanan Tangkap TB, Haeru Rahayu, menambahkan implementasi modeling bertujuan menghubungkan sektor hulu (penangkapan) dengan hilir (pengolahan dan pemasaran). Implementasi ini juga mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi dan efisiensi penangkapan ikan, menjaga mutu ikan hasil tangkapan dan memperkuat hilirisasi produk, serta memberikan mutliplier effect untuk ekonomi lokal.

Penerapan modeling PIT, sambungnya, diproyeksikan menambah produksi tangkapan dengan estimasi mencapai 4.578 ton per bulannya dengan nilai transaksi sebesar Rp48,4 miliar. Penyerapan tenaga kerja PIT diutamakan untuk masyarakat lokal.

Tidak hanya itu, peningkatan aktivitas perikanan akan memperluas kesempatan ekspor langsung hasil perikanan dari Maluku. "Selain itu juga sudah terjalin kerjasama dengan nelayan kecil sehingga hasil tangkapannya juga terserap," ujar TB Haeru.

Implementasi modeling PIT di Tual dan Kepulauan Aru diperkirakan akan berlangsung satu tahun. Hal itu akan disertai monitoring dan evaluasi setiap bulannya.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...