PLN Nusantara Power Gandeng 3 Pemda Sediakan Bahan Baku Co-Firing Biomassa
PLN Nusantara Power (PLN NP) bersama dengan PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menggandeng tiga pemerintah kabupaten (Pemkab) untuk memanfaatkan lahan kritis serta pelatihan tanaman multifungsi kepada masyarakat. Lahan kritis tersebut dimanfaatkan untuk menyediakan lahan biomassa dalam program co-firing pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Ketiga pemerintah kabupaten yang diajak PLN Nusantara Power bekerja salam adalah Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten Kapuas. Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah mengatakan usaha ini dilakukan untuk mewujudkan perbaikan kualitas lingkungan.
"Langkah inisiatif ini PLN NP ambil karena untuk mencapai net zero emission (NZE) membutuhkan sinergi yang strategis dengan berbagai pihak seperti pemerintah daerah sekaligus memaksimalkan potensi lahan sekaligus memberdayakan masyarakat," ujar Rully dalam keterangan tertulis, Selasa (1/10).
Rully mengatakan, PLN NP telah mengkaji dan menerapkan metode co-firing sejak tahun 2018. PLN NP memproduksi energi bersih yang berasal dari co-firing sepanjang tahun 2023 sebanyak 511 GWh atau setara dengan reduksi emisi karbon sebesar 651.743 ton. Hingga 2024, PLN NP telah melaksanakan co-firing secara berkelanjutan pada 25 PLTU yang tersebar di seluruh Indonesia.
Co-firing merupakan teknik substitusi dalam pembakaran PLTU, di mana sebagian batu bara yang dijadikan bahan bakar diganti sebagian dengan bahan lainnya. Dalam konteks ini adalah biomassa.
Penggunaan biomassa tidak hanya dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil secara bertahap. Co-firing juga menjadi solusi permasalahan sampah sekaligus menggerakkan ekonomi mengingat salah satu bahan bakar co-firing bisa berasal dari Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP), limbah jagung, sawdust, serta cangkang kelapa sawit.