PLN EPI memastikan, biomassa yang digunakan untuk co-firing atau pengganti batu baru untuk PLTU berasal dari limbah seperti serbuk kayu atau wood chips.
Trend Asia menyebut kenaikan permintaan terhadap pasokan pelet kayu untuk biomassa akan mendorong terjadinya deforestasi besar-besaran di negara-negara seperti Indonesia, Vietnam, dan Brasil.
Hingga 2025, PLN menargetkan program co-firing bisa dilakukan pada 52 PLTU dengan kebutuhan biomassa mencapai 10 juta ton dan mampu menurunkan emisi sebesar 11 juta ton CO2e per tahun.
PLN Nusantara Power menggandeng Pemkab Janeponto untuk co-firing PLTU Punabaya. Total kebutuhan biomassa untuk co-firing diperkirakan mencapai 100.000 ton per tahun.
Emiten Cinta Laura PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) membentuk anak usaha baru PT Mentari Biru Biomassa. Pendirian itu dilakukan pada 29 Januari 2024.
Pabrik biomassa OASA ini akan menghasilkan woodchip yang nantinya akan dipasok sebagai bahan co-firing untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Rembang.
Untuk memenuhi kebutuhan biomassa bagi PLTU Pangkalan Susu dan Nagan Raya, PLN EPI dan Palma Banna Mandiri melibatkan masyarakat dalam pengumpulan bahan baku.
PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menggandeng PT Elektrika Konstruksi Nusantara (EKN) dalam pemanfaatan limbah tandan kosong kelapa sawit menjadi biomassa untuk co-firing PLTU.