Indonesia Usung Diplomasi Perdagangan Karbon dan Pendanaan Iklim di COP29
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, mengatakan Indonesia akan mengusung isu diplomasi mengenai capaian penurunan emisi dan penerapan perdagangan karbon yang tengah dibangun dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-29 (COP29).
Ditemui media usai rapat persiapan COP29 di Jakarta, Selasa (29/10), Hanif mengatakan beberapa isu diplomasi akan dibawa dan dipaparkan oleh delegasi Indonesia sesuai dengan arahan Ketua Delegasi RI untuk COP29 sekaligus Utusan Khusus untuk Energi dan Lingkungan Hidup Hashim S Djojohadikusumo.
"Kemudian juga upaya-upaya kita memacu peningkatan semua sektor di dalam penurunan emisi gas rumah kaca, salah satunya di carbon trading juga sedang kita bangun," kata Hanif, yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH).
Dia mengatakan Indonesia sudah menyampaikan capaian dalam penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) kepada Sekretariat United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). Capaian tersebut akan ditegaskan ulang dalam pidato dalam COP29 yang akan diselenggarakan di Baku, Azerbaijan pada November 2024.
Di saat yang bersamaan, dia memastikan isu pembiayaan iklim juga akan tetap diperjuangkan oleh Indonesia dalam COP29, Pada COP28 di Uni Emirat Arab tahun lalu, Indonesia sudah menyepakati pendanaan sebesar US$ 83 miliar atau sekitar Rp 1,2 kuadriliun.
"Saya rasa itu juga jalan panjang tapi yang ada di kita akan perjuangkan," kata Hanif Faisol Nurofiq.
Hashim Jadi Ketua Delegasi
Hashim Djojohadikusumo ditunjuk menjadi ketua delegasi Republik Indonesia dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-29 (COP29) di Baku, Azerbaijan pada November 2024. Indonesia akan mengusung beberapa tema diplomasi iklim.
"Saya telah ditunjuk oleh Bapak Presiden sebagai utusan khusus beliau, Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia pada Konferensi COP29 ini," kata Hashim ketika ditemui usai rapat persiapan COP29 yang dilaksanakan di Jakarta pada Selasa (29/10).
Selain sebagai ketua delegasi RI, dia juga ditetapkan menjadi utusan khusus untuk energi dan lingkungan hidup (Special Envoy for Energy and Environment) oleh Presiden Prabowo Subianto. Melalui rapat persiapan COP29, Hashim mengatakan para delegasi akan mematangkan diplomasi yang diusung oleh Indonesia untuk memastikan tujuan-tujuan yang ditargetkan nanti akan tercapai.
"Saya kira semakin matang, semakin kita bikin masak-masak ya dan saya optimistis tujuan dari Pemerintah Indonesia akan tercapai," tutur Hashim.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq mengatakan Indonesia akan memaparkan capaian penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dalam perhelatan yang dimulai pada 11 November 2024 tersebut.
Selain itu, Indonesia juga akan memacu penurunan emisi di semua sektor dan juga akan dibahas terkait perdagangan karbon yang dijajaki dalam diplomasi bilateral dengan sejumlah negara.
Dia memastikan dalam kesempatan tersebut Indonesia akan menyampaikan segala capaian yang sudah berhasil dilakukan, sesuai dengan target yang ditetapkan dalam dokumen iklim Nationally Determined Contribution milik Indonesia.
Berdasarkan dokumen Enhanced NDC pengurangan emisi Indonesia sampai 2030 ditargetkan sebesar 31,89 persen dengan upaya sendiri dan ditingkatkan hingga 43,2 persen apabila mendapatkan dukungan internasional.