2024 Cetak Rekor Jadi Tahun Terpanas, Suhu Rata-rata Tembus 1,5 Derajat Celsius

Tia Dwitiani Komalasari
13 Januari 2025, 13:34
Suhu terpanas di Jakarta
123RF.com/filmfoto
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) telah mengkonfirmasi bahwa 2024 adalah tahun terpanas yang pernah tercatat, berdasarkan enam kumpulan data internasional. Sepuluh tahun terakhir 2015-2024 juga tercatat sebagai dekade terhangat dalam sejarah.

Suhu permukaan rata-rata global adalah 1,55 °C (dengan margin ketidakpastian ±0,13 °C) di atas rata-rata tahun 1850-1900, menurut analisis konsolidasi WMO terhadap enam set data. Ini berarti bahwa kita mungkin baru saja mengalami tahun kalender pertama dengan suhu rata-rata global lebih dari 1,5°C di atas rata-rata sejak pra industri 1850-1900.

“Penilaian hari ini dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) membuktikan sekali lagi – pemanasan global adalah fakta yang dingin dan keras,” kata Sekretaris Jenderal PBB, Antóno Guterres, dikutip dari laporan WMO, Senin (13/1).

Dia mengatakan, tahun-tahun tertentu yang melampaui batas 1,5 derajat tidak berarti tujuan jangka panjang telah gagal. Itu berarti kita perlu berjuang lebih keras untuk kembali ke jalur yang benar.

"Suhu yang sangat tinggi pada 2024 membutuhkan tindakan iklim yang sangat inovatif pada 2025," katanya.

"Masih ada waktu untuk menghindari bencana iklim terburuk. Namun, para pemimpin harus bertindak – sekarang," ujarnya lagi.

WMO memberikan penilaian suhu berdasarkan berbagai sumber data untuk mendukung pemantauan iklim internasional dan untuk memberikan informasi yang berwenang bagi proses negosiasi Perubahan Iklim PBB. Kumpulan data tersebut berasal dari Pusat Prakiraan Cuaca Jangka Menengah Eropa (ECMWF), Badan Meteorologi Jepang, NASA, Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA), Kantor Meteorologi Inggris bekerja sama dengan Unit Penelitian Iklim di Universitas East Anglia (HadCRUT), dan Berkeley Earth.

"Sejarah iklim sedang terjadi di depan mata kita. Kita tidak hanya mengalami satu atau dua tahun yang memecahkan rekor, tetapi serangkaian sepuluh tahun penuh," kata Sekretaris Jenderal WMO, Celeste Saulo.

Saulo mengatakan fenomena tersebut disertai dengan cuaca yang dahsyat dan ekstrem, naiknya permukaan air laut dan mencairnya es. Semuanya disebabkan oleh tingkat gas rumah kaca yang memecahkan rekor akibat aktivitas manusia.

Gagal Penuhi Target Perjanjian Paris?

Namun demikian, Saulo menegaskan bahwa satu tahun dengan suhu lebih dari 1,5°C, bukan berarti dunia gagal memenuhi target suhu jangka panjang Perjanjian Paris. Pasalnya, perjanjian Paris diukur selama beberapa dekade, bukan satu tahun.

"Namun, penting untuk menyadari bahwa setiap fraksi derajat pemanasan itu penting. Baik pada tingkat di bawah atau di atas pemanasan 1,5°C, setiap peningkatan pemanasan global akan meningkatkan dampaknya pada kehidupan, ekonomi, dan planet kita," kata Celeste Saulo.

Ada margin ketidakpastian dalam semua penilaian suhu. Keenam set data tersebut menempatkan tahun 2024 sebagai tahun terhangat yang pernah tercatat dan semuanya menyoroti laju pemanasan terkini. Namun, tidak semua menunjukkan anomali suhu di atas 1,5 °C karena metodologi yang berbeda.

Waktu perilisan enam set data suhu dikoordinasikan di seluruh lembaga untuk menggarisbawahi kondisi luar biasa yang dialami selama tahun 2024.

Sebuah studi terpisah yang diterbitkan dalam Advances in Atmospheric Sciences menemukan bahwa pemanasan laut pada 2024 memainkan peran penting dalam rekor suhu tinggi. Lautan adalah yang terhangat yang pernah tercatat oleh manusia, tidak hanya di permukaan tetapi juga untuk 2000 meter bagian atas, menurut studi yang dipimpin oleh Prof. Lijing Cheng dari Institut Fisika Atmosfer di Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok. Studi ini melibatkan tim yang terdiri dari 54 ilmuwan dari tujuh negara dan 31 lembaga.

Sekitar 90% dari kelebihan panas dari pemanasan global tersimpan di lautan, menjadikan kandungan panas laut sebagai indikator penting perubahan iklim. Dari 2023 hingga 2024, peningkatan kandungan panas laut global di lapisan atas 2000 m adalah 16 zettajoule (1021 Joule), sekitar 140 kali lipat dari total pembangkitan listrik dunia pada 2023, menurut penelitian tersebut, yang didasarkan pada kumpulan data Institute of Atmospheric Physics.

WMO akan memberikan perincian lengkap tentang indikator perubahan iklim utama, termasuk gas rumah kaca, suhu permukaan, panas laut, kenaikan permukaan laut, penyusutan gletser, dan luas es laut, dalam laporan State of the Global Climate 2024 yang akan diterbitkan pada bulan Maret 2025. Laporan ini juga akan memberikan perincian tentang peristiwa berdampak tinggi.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...